"TUHAN adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?"
Mazmur 27:1b
Setiap orang pasti memiliki rencana bagi kehidupannya di masa depan. Karena itu berbagai usaha kita lakukan agar segala rencana dan keinginan kita bisa terwujud. Setiap kita pasti tidak ingin gagal, bukan? Kegagalan seringkali menjadi suatu hal yang sangat menakutkan bagi semua orang.
Orang percaya tidak perlu takut dengan kegagalan asalkan kita menyerahkan segala rencana hidup ini kepada Tuhan selaku pemilik kehidupan ini. Rasul Paulus memberikan nasihat, "Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur." (Filipi 4:6), sebab oleh karena kehendak Tuhanlah segala sesuatunya dapat terjadi. Jika rencana dan kehendak kita selaras dengan miliknya Tuhan pasti semuanya akan terlaksana, sebab "...Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal." (Ayub 42:2).
Oleh karena itu, sebagai orang percaya sudah seharusnya kita menyerahkan diri kepada Tuhan. 'Menyerahkan diri' yang dimaksud adalah wujud respon seseorang yang telah mengalami dan merasakan kasih Tuhan yang begitu besar dalam hidupnya. Saat kita datang dan menyerahkan diri kepada Tuhan bukan berarti kita dalam kondisi pasrah secara pasif (karena sedang mengalami jalan buntu), tetapi berbicara tentang kerelaan kita mengorbankan seluruh hidup untuk dibentuk Tuhan dan mempercayai-Nya sebagai pemegang kendali hidup kita. Jadi, percaya adalah unsur yang begitu penting bagi seseorang untuk berserah diri.
Jika kita senantiasa berjalan bersama Tuhan tidak ada yang perlu ditakutkan, sebab Roh yang ada di dalam kita lebih besar dari roh apa pun yang ada di dunia ini.