Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pakaian? Matius 6:25
Yesus mengingatkan kita untuk tidak kuatir.apa yang menjadi titik fokus perhatian kita menjadi hal yang penting untuk diperhatikan.Dan Yesus pun mengingatkan kita akan hal itu. "Bukan kah hidup itu lebih penting dari makanan,dan tubuh lebih penting dari pakaian?" Kita takut tidak bisa makan, tapi tidak kah kita seharusnya bersyukur ketika kita masih hidup? Kita takut tidak sanggup membeli pakaian, tapi tidakkah kita harusnya bisa mensyukuri bahwa kita masih punya tubuh? Betapa seringnya kita memandang hanya kepada masalah dan lupa memperhatikan apa yang masih kita miliki. Kita cenderung lebih mementingkan sisi negatif daripada mengarahkan fokus kepada hal-hal positif dalam hidup kita. Dan Yesus pun mengingatkan hal ini. Kemana kita memandang akan sangat menentukan keadaan perasaan kita. Masalah bisa saja besar, tetapi jangan lupa bahwa kita punya Bapa yang kuasaNya jauh melebihi apapun di alam semesta ini.
Dia mengerti pergumulan kita dan Dia selalu siap untuk mengangkat kita keluar dari masalah yang membebani kita. “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.” (1 Petrus 5:7). Percayakan sepenuhnya hidup kita ke dalam tanganNya dan yakinilah bahwa Tuhan pasti sanggup untuk menolong kita.
Tak seorangpun dapat hidup tanpa harapan. Pengharapan memberikan dinamika kepada hidup kita. Harapan adalah kehidupan jiwa. Jiwa yang tidak punya harapan adalah jiwa yang mati. Sebagaimana tubuh mati bila jiwanya pergi, demikian pula jiwa itu mati bila sumber hidupnya hilang. Pengharapan Kristiani adalah suatu keyakinan yang pasti, suatu jaminan yang kokoh. Pengharapan itu tidak berdasarkan atas keinginan sendiri, tetapi berpangkal pada kebaikan Tuhan. Kehendak Tuhan itu dapat dipahami dengan iman. Melalui iman, kita dapat mengenal Allah secara pribadi dan mengambil bagian dalam hidup Allah sendiri.
Karena itu kita perlu mengacu pada Kristus sebab Ia menunjukkan kita apa artinya menjadi sungguh-sungguh manusia. Ia adalah jalan, kebenaran dan hidup. Paus Yohanes Paulus II menulis, “Manusia yang ingin memahami dirinya dengan sepenuhnya… harus mendekati Kristus dalam kegelisahannya, ketidakpastiannya dan bahkan dalam kelemahan dan kedosaannya, dalam kehidupan dan kematian”. Seruan kepada Allah adalah harapan akan keselamatan, tetapi tidak hanya berhenti pada seruan tetapi harus mengikuti Dia dan melakukan Kehendak-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar