Keluaran 34:7 (TB) yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."
Kasih Tuhan begitu besar atas kita, namun bukan berarti keadilan-Nya diabaikan. Dia pengasih, tetapi tetap adil. Kasih-Nya berkawan dengan keadilan. Kasih-Nya berjalan beriringan dengan keadilan-Nya. Keduanya bahkan tidak bisa dipisahkankan satu sama lain. Hari ini, melalui Keluaran 34:4-7, kita akan belajar bagaimana kasih berjalan beriringan dengan keadilan.
Pada saat bangsa Israel terjebak pada penyembahan berhala (Kel. 32), TUHAN menunjukkan kasih sekaligus keadilan-Nya kepada mereka. Dia sempat akan membinasakan seluruh bangsa Israel (32:9-10), tetapi Dia akhirnya menyesali rencana itu (32:11-14). Tiga ribu orang Israel memang dihukum mati (32:28), tetapi sisanya tetap diantar TUHAN ke tanah perjanjian (32:33-34). TUHAN memang hanya akan mengutus seorang malaikat untuk menuntun perjalanan bangsa Israel selanjutnya (33:1-3), tetapi Dia juga yang akhirnya memilih untuk berjalan bersama mereka (33:15-17, NLT “If you don’t personally go with us, don’t make us leave this place”).
Singkatnya, TUHAN selalu menunjukkan kepada bangsa Israel betapa Dia tidak ingin kekudusan-Nya diremehkan dan dilanggar. TUHAN tidak bisa berkompromi ketika kekudusan-Nya dinodai oleh manusia. Tidak heran jika Ia bangkit membela kekudusan-Nya dan hendak membasmi orang-orang Israel. TUHAN adalah Pribadi yang adil. Dia tidak “peduli” dengan dosa manusia. Kesalahan menunut hukuman. Apabila TUHAN tidak memberitahu fakta ini kepada Musa, maka bangsa Israel mungkin akan memahami pembatalan pembinasaan itu sebagai sesuatu yang biasa (take it for granted) dan tidak kunjung memahami seberapa fatalnya dosa mereka. Keadilan-Nya menuntut adanya teguran keras, bahkan hukuman. Bagaimanapun, kasih-Nya tidak pernah gagal mengiringi keadilan itu. TUHAN melunakkan hati-Nya sendiri demi menunjukkan kasih-Nya.
Hal ini jugalah yang digenapi oleh Kristus. Setiap dosa kita berbuahkan hukuman dan kematian, namu karena begitu besar kasih-Nya, Dia memberikan Anak-Nya sebagai pengganti kita untjk menerima hukuman dan kematian itu.
"Hukuman dan kasih merupakan perpaduan yang sempurna"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar