Sebut saja namanya Dia. Seseorang yang selalu berusaha mempersembahkan hidupnya untuk Tuhan. Dari kecil Dia sudah rajin sekolah minggu dan selalu menjadi juara pertama disetiap perlombanan yang diadakan sekolah minggu. Mulai baik itu lomba hafalan ayat alkiab ataupun ujian yang biasa dilaksanakan satu tahun sekali. Setelah masuk ke jenjang SMP, Dia juga mengikuti perkumpulan remaja gereja. Diremaja dia juga aktif dan menjadi seseorang yang sangat disayangi pembinanya. Kadang hal itu membuat teman-temannya iri. Selanjutnya Dia melanjutkan masuk ke perkumpulan naposo. Disini Dia juga sudah ikut menjadi guru sekolah minggu.
Semua terasa baik-baik saja sampai waktu SNMPTN pun sudah di depan mata. Dia memilih jurusan yang memang dia inginkan. Tapi dia tidak beruntung dan gagal. Sebenarnya dihati yang paling dalam Dia ingin menjadi seorang pelayan Tuhan. Hal ini pun diutarakan kepada orang tuanya. Dia ingin sekali menjadi seorang pendeta. Tetapi dengan tegasnya orang tua menolak dengan alasan finansial. Dia memang sadar biaya sekolah pendeta tidaklah kecil tetapi Dia hanya ingin melayani Tuhan melalui pemberitaan firman Tuhan. Kemudian Dia mengutaran lagi keinginannya menjadi bibelvrow tapi ditolak lagi oleh orang tua. Alhasil cita-cita baiknya itu gagal tanpa mencoba. Dia sangat terpukul pastinya dan berkata Tuhan tidak adil bahkan untuk mencoba pun Dia tak punya kesempatan.
Dia hidup dalam kesedihan dan marah. Waupun demikian Dia tetap belajar keras untuk mendaftar SBMPTN. Dia mengikuti kelas intensif dan belajar lagi di kost tanpa henti. Akhirny UTBK pun selesai dan sudah mendaftarkan diri melalui SBMPTN. Dan lagi-lagi Dia *gagal* di pilihan pertama. Dan lolos pada pilihan kedua. Sebelum berangkat ke kota dimana Dia lolos, Dia juga mengikuti seleksi kedinasan yaitu STAN. Dan lagi-lagi Dia gagal.
Dia pun berangkat ke kota dimana dia akan melanjutkan pendidikannya. Selama semester 1 dan 2. Dia lalui dengan rasa marah dan sedih. Bahkan emosinya sangat tidak stabil kala itu. Sampai suatu saat Dia mengenal seorang pendeta di suatu gereja. Kemudian Dia menceritakan semua kegagalannya. Terutama gagal sebagai pelayan Tuhan. Jadi ternyata si pendeta juga gagal saat mencalonkan diri menjadi seorang pendeta resort. Dia mengatakan tujuanku juga bagik dek, Aku ingin melayani di gereja yang lebih banyak lagi. Tapi Tuhan ingin aku melayani disatu gereja saja. Dan aku menerimanya karna Aku yakin Tuhan punya rencana. Sejak saat itu Dia mulai menerima kenyataan. Dia berdoa pada Tuhan. Dan tetap berpengharapan bahwa Suatu saat Dia akan mengerti mengapa Dia gagal dan berkata : Terimakasih Tuhan. Dia juga sudah menjalani hari-harinya dengan penuh syukur.
Mungkin diantara kita banyak yang mengalami kegagalan jauh lebih banyak dari pada yang Dia alami. Tetapi satu yang pasti.
Efesus 3 : 20
Bagi Dialah yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.
Dia belum tau apa rancangan Tuhan tetapi Dia percaya Sungguh indah rancangan Tuhan dalam hidupnya. Biarlah kita juga percaya dan selalu berpengharapan pada Tuhan.💐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar