Mengenal
Hana
1
Samuel 2: 1-2
Lalu berdoalah Hana ,
katanya: "Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku
mencemoohkan musuhku, sebab aku
bersukacita karena pertolongan-Mu. Tidak ada yang kudus seperti
TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung
batu seperti Allah kita.
Hana
merupakan istri yang dinikahi oleh Elkana. Tentu hal ini merupakan kebahagiaan
tersendiri bagi Hana. Namun, pernikahannya dengan Elkana menjadi masalah karena
Hana tidak kunjung memiliki anak (mandul).
Seorang
istri yang mandul biasanya dianggap sebagai sebuah aib dalam pernikahan. Hana
mengalami tekanan sosial dan juga psikologis. Demi melanjutkan keturunan, terpaksa
Elkana menikah lagi dengan Penina. Dari pernikahan Elkana dan Penina merekapun
menghasilkan anak. Penina menggunakan keadaan ini untuk menyakiti Hana. Suatu
perbuatan yang sangat kejam. Hal ini terjadi dari tahun ke tahun hingga
menyebabkan kepedihan yang mendalam bagi Hana.
Walaupun
Hana diperlakukan sedemikian rupa oleh Penina, Hana terus membangun relasi
dengan Allah. Hana membawa hidup dan pergumulannya kepada Allah. Iman dan doa
yang dilakukan dengan tulus, kerendahan hati dan mengakui kuasa Allah tidak akan
pernah sia-sia untuk dilakukan. Allah mengabulkan dan menjawab doa Hana dengan
memberikannya anak, yaitu Samuel.
Allah
selalu mendengar doa orang benar yang disampaikan dengan kesungguhan hati
(Yakobus 5:16). Ingatlah bahwa Kristus telah membenarkan kita (1 Korintus 1:30)
dan karena itu kita juga bisa dengan penuh keberanian menghampiri-Nya untuk
menerima apa yang kita minta dari-Nya. (Ibrani 4:14-16).
Hana
adalah seorang pendoa. Hana mengalami apa yang kebanyakan dari kita menyebutnya
“getirnya kehidupan". Hana tidak menyerah. Hana terus mencari Allah. Hana
mencurahkan seluruh isi hatinya kepada-Nya, dan Allah menjawab doa setiap
anak-anak yang rindu kepada-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar