Jumat, 11 Juni 2021

Pengaharapan Dalam Kekhawatiran


Matius 6 : 33-34 (TB) Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Khawatir,semua manusia pasti pernah merasakannya, tidak bisa kita pungkiri kekhawatiran membuat kita stress, terbeban berat, kecewa dengan apa yang belum kita lakukan, mengintimidasi diri sendiri ataupun malah jadi tertutup untuk terbuka

Apa yang dapat kita katakan tentang kekhawatiran?

Kekhawatiran itu sebenarnya adalah sesuatu yang sia-sia. Sama sekali tidak produktif dan tidak mungkin dapat mengubah keadaan. Karena itu kekhawatiran adalah suatu tindakan buruk. Di ayat 27, Yesus bertanya, siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Dengan kata lain, apakah kekhawatiran dapat mengubah keadaan? Apakah dengan mengkhawatirkan hidup kita, kita dapat menambah hidup kita barang satu hari pun? Kekhawatiran itu tidak akan membuahkan hasil apa pun.Bukan saja tidak mengubah suatu apa pun, tapi malah menghilangkan sukacita. Dan tidak heranlah kekhawatiran merupakan senjata ampuh Iblis untuk melumpuhkan anak-anak Tuhan.
Kekhawatiran itu juga bertentangan dengan iman. Kekhawatiran adalah lawan kepada iman. Kekhawatiran sama sekali tidak konsisten dengan iman. Tuhan Yesus sedang memberi kita jaminan bahwa Allah Bapa kita yang memberi makan burung, tidakkah Dia akan memelihara kita? Kalau rumput dan bunga yang hidupnya hanya satu hari saja didandani sebegitu indah oleh Allah, tidakkah Dia akan memelihara kita yang jauh lebih beharga itu.  Kalau kita pecaya pada Allah sebagai Pencipta kita, mengapa kita tidak percaya bahwa Dia akan memelihara ciptaan-Nya? Dengan khawatir, kita sebenarnya sedang meragukan kata-kata yang disampaikan oleh Tuhan Yesus di sini. Sebenarnya sangat tidak masuk akal untuk khawatir karena Alalh sudah berjanji Dia akan memelihara kita. Tapi kalau kita tetap saja masih khawatir, hal ini menunjukkan bahwa kita sebenarnya tidak percaya pada Allah. Dengan kata lain, kita bisa saja dianggap telah memandang ucapan Tuhan Yesus itu sebagai omong kosong.

Manusia diciptakan untuk Tuhan untuk tidak khawatir. Kaitan antara stres dan peningkatan resiko terkena penyakit. Stres membuat saraf kita mengirim sinyal ke otak untuk memberitahu seluruh jaringan saraf meresponi stres. Setelah itu detak jantung, pernapasan dan tekanan darah meningkat. Perubahan-perubahan ini menghambat pencernaan dan respon kekebalan tubuh. Karena itu orang yang stress mudah sekali jatuh sakit karena sistem pertahanan tubuh sudah lemah. Penyakit yang dikaitkan dengan stress termasuk, masalah pencernaan, darah tinggi, flu, sariwan, migran dan banyak lagi. Dengan kata lain, memang sudah dalam rencana Tuhan bahwa manusia itu diciptakan untuk hidup bergantung total kepada Tuhan. Kita hanya perlu menyerahkan semuanya pada Tuhan, dan Dialah yang akan memelihara kita. Kita tidak perlu khawatir tentang suatu apa pun. Sudah tentu, ini bukan alasan untuk bermalas-malasan karena burung itu hidup bergantung pada pemeliharaan Allah tetapi ia terbang dari pagi sampai sore mencari makanan. Kita kuliah dan menjalankan bagian kita, tetapi kita tidak perlu stress atau khawatir setelah kita melakukan bagian kita karena Allah sudah berjanji bahwa Dia akan memelihara kita.

Tidak ada komentar:

BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?

 [KRISTIANI TEKNIK LINGKUANGAN ITERA] [SABTU, 20 MEI 2023] BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?