1 Tesalonika 5:18
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Mungkin mudah bagi kita untuk
mengucap syukur di waktu senang, namun apa jadinya jika kita dalam keadaaan
yang menyedihkan? Tentu, kebanyakan dari kita akan sulit untuk melakukannya
bahkan kadang menyalahkan Tuhan. Bukan perkara mudah mengucap syukur di
tengah situasi yang tidak baik! Ini adalah kenyataan! Kita pun
menjadi orang-orang Kristen yang bersyarat: kalau sakit sudah
disembuhkan, kalau ekonomi sudah dipulihkan, kalau sudah mendapatkan jodoh,
kalau keadaan berjalan dengan baik dan diberkati barulah dari mulut kita keluar
ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan. Jika kita seperti itu, berarti kita
sama dengan orang-orang dunia!
Rasul Paulus menasihati
kita, terdapat kalimat '...dalam segala hal' berarti di segala
situasi atau keadaan, sukacita atau dukacita, dalam kelimpahan atau kekurangan,
ada masalah ataupun tidak, kita harus selalu mengucap syukur, karena inilah
yang Tuhan kehendaki. Pengalaman hidup bangsa Israel di masa lampau
kiranya menjadi peringatan bagi semua orang percaya. Meski hari lepas
hari selama menempuh perjalanan di padang gurun mereka telah merasakan kebaikan
Tuhan, mengalami pertolongan Tuhan secara ajaib, namun semuanya itu tidak
membuat mereka berubah. Yang keluar dari mulut mereka bukannya ucapan
syukur melainkan ocehan, gerutuan, keluh kesah dan persungutan. Bahkan
mereka selalu saja membanding-bandingkan keadaan saat masih berada di Mesir,
padahal di sana mereka tak lebih hanyalah budak.
Apa yang dilakukan oleh bangsa
Israel menunjukkan rasa ketidakpuasannya terhadap pemeliharaan Tuhan.
Apakah selama ini kita juga berlaku seperti bangsa Israel yang tidak pernah
puas dengan berkat yang sudah Tuhan berikan, sehingga hari-hari yang kita
jalani pun dipenuhi persungutan?
Sukacita Hidup Ada Dari Hati yang Selalu Bersyukur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar