Amsal 2: 1-22
Hikmat adalah pemberian
Allah yang harus diterima dengan sikap hati yang peka dan terbuka terhadap
kebenaran Allah, namun di sisi lain, hikmat harus dicari dengan
sungguh-sungguh, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Jika seseorang ingin
mendapatkan keuntungan, maka Ia harus bekerja mencari untung. Jika seseorang
ingin hidup berhasil, Ia harus berusaha sampai berhasil. Jika menginginkan
hidup yang sukses, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin demi mendapatkan
kesuksesan itu. Jika mau menjadi juara di sekolah atau lulus cumlaude di
universitas, kita harus belajar giat untuk memperoleh gelar itu.
Sama halnya seperti
yang tertulis dalam Amsal 4:7 “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan
dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian”. Orang yang ingin mendapatkan
hikmat harus mencari sampai mendapatkan hikmat. Ternyata hikmat bukan diperoleh
dengan tiba-tiba dan cuma-cuma! Hikmat dicari sampai didapatkan. Bagaimana seseorang
dapat menjalani hidupnya dengan hikmat?
Menurut Amsal,
permulaan hikmat adalah memperoleh hikmat itu sendiri, yaitu orang yang terus
mencari Allah, orang yang rindu berjalan bersama Allah, dan orang yang setiap
saat berserah kepada Allah. Orang yang demikian akan memperoleh hikmat. Dengan
kata lain, ia akan memperoleh Allah, yaitu seluruh hidupnya ada dalam
penyertaan Allah.
Kepemilikan hikmat
harus diawali dengan sikap takut akan Allah, karena relasi kita dengan Allah
itulah yang mendasari hidup yang berhikmat. Pengenalan yang benar akan
Allah akan mempengaruhi sikap kita dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam
berhubungan dengan orang lain. Jadi, sudahkah kamu memulai hidup dengan hikmat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar