Minggu, 12 Juli 2020

Hikmat dan Kepemilikan Hikmat

Amsal 2: 1-22

Hikmat adalah pemberian Allah yang harus diterima dengan sikap hati yang peka dan terbuka terhadap kebenaran Allah, namun di sisi lain, hikmat harus dicari dengan sungguh-sungguh, kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Jika seseorang ingin mendapatkan keuntungan, maka Ia harus bekerja mencari untung. Jika seseorang ingin hidup berhasil, Ia harus berusaha sampai berhasil. Jika menginginkan hidup yang sukses, maka kita harus berusaha semaksimal mungkin demi mendapatkan kesuksesan itu. Jika mau menjadi juara di sekolah atau lulus cumlaude di universitas, kita harus belajar giat untuk memperoleh gelar itu.

Sama halnya seperti yang tertulis dalam Amsal 4:7 “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian”. Orang yang ingin mendapatkan hikmat harus mencari sampai mendapatkan hikmat. Ternyata hikmat bukan diperoleh dengan tiba-tiba dan cuma-cuma! Hikmat dicari sampai didapatkan. Bagaimana seseorang dapat menjalani hidupnya dengan hikmat?

Menurut Amsal, permulaan hikmat adalah memperoleh hikmat itu sendiri, yaitu orang yang terus mencari Allah, orang yang rindu berjalan bersama Allah, dan orang yang setiap saat berserah kepada Allah. Orang yang demikian akan memperoleh hikmat. Dengan kata lain, ia akan memperoleh Allah, yaitu seluruh hidupnya ada dalam penyertaan Allah.

Kepemilikan hikmat harus diawali dengan sikap takut akan Allah, karena relasi kita dengan Allah itulah yang mendasari  hidup yang berhikmat. Pengenalan yang benar akan Allah akan mempengaruhi sikap kita dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam berhubungan dengan orang lain. Jadi, sudahkah kamu memulai hidup dengan hikmat?


Tidak ada komentar:

BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?

 [KRISTIANI TEKNIK LINGKUANGAN ITERA] [SABTU, 20 MEI 2023] BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?