(Yakobus 1:5)
Tak ada kata terlambat untuk mulai bertumbuh
dalam hikmat. Allah begitu mengasihi kita dengan kasih yang kuat dan dahsyat,
kasih yang bisa melepaskan kita dari kebodohan diri sendiri jika kita rela
berserah kepada-Nya. Kasih-Nya bisa mengubah manusia dengan watak yang tersulit
menjadi satu pribadi yang luar biasa indahnya. Mungkin perubahan itu agak
menyakitkan dan butuh waktu. Namun Allah tak pernah berhenti mengusahakan
perubahan kita. Ketika kita meminta kepada Allah, hikmat-Nya akan bertumbuh di
dalam diri kita dan mengalir keluar dengan sendirinya kepada mereka di sekitar
kita.
Hikmat diperlukan saat kita harus memutuskan
apa yang adil dan bermoral, mana yang benar dan yang salah. Jika kita
benar-benar menjunjung hikmat, kita dapat meminta kebijaksanaan yang kita
perlukan kepada Allah, seperti yang dilakukan Salomo (1 Raj. 3:9). Allah
mungkin menjawab permohonan itu dengan cara menolong kita menyeimbangkan
kebutuhan dan keinginan kita dengan kepentingan orang lain. Dia bisa menolong
kita melihat manfaat jangka pendek dan membandingkannya dengan berkat jangka
panjang (atau bahkan yang kekal) supaya kita bisa menghormati Dia dengan
pilihan hidup kita.
Allah
kita bukan hanya hakim yang kebijaksanaanya sempurna, tetapi juga penasihat
ajaib yang bersedia memberi kita hikmat ilahi dengan berlimpah-limpah.
“Hikmat
melalui kasih karunia Allah yang ajaib” adalah pernyataan yang luar biasa. Itu berarti
kasih karunia Allah melingkupi kita dengan rasa takjub dan memberi kita
kesempatan untuk bertumbuh dalam hikmat di tengah masa-masa tersulit dalam
hidup kita.
Kasih karunia Allah memberi kita kesempatan untuk bertumbuh dalam
hikmat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar