Ibrani
11:1
Kehidupan Kristiani
adalah sebuah perjalanan iman. Oleh karena itu kita harus membangun iman dari
hari ke hari melalui perenungan akan firman Tuhan. Iman yaitu percaya meski
belum melihat. Apakah kita tetap percaya kepada Tuhan, meski kita tidak melihat
secara langsung?
Tuhan berkata, Berbahagialah
mereka yang tidak melihat, namun percaya (Yohanes 20:29b). Dasar itulah yang
menjadikan orang Kristen percaya dan mengakui bahwa segala sesuatu yang tercipta
baik diatas bumi dengan seluruh makhluknya diyakini dan imani bahwa Allah yang menciptakan
semuanya. Semuanya dilakukan Allah hanya dengan Firmannya dan semuanya terjadi walaupun
tidak dapat kita lihat.
Ujian dalam kehidupan
iman akan ada terus menerus sampai kematian jasmani, yang merupakan ujian besar
terakhir. Pertanyaannya adalah, apakah kita memiliki iman yang sejati? Iman
yang sejati itu lebih dari sekadar menerima dan memahami kebenaran, akan tetapi
iman yang sejati melibatkan tindakan nyata.
Orang yang memiliki
iman yang sejati tidak akan bersungut-sungut di dalam segala keadaan. Orang percaya
yang memahami kebenaran ini, dan tidak akan memaksakan kehendaknya kepada
Tuhan. Ia akan tetap memercayai Pribadi Allah walaupun keadaannya tidak
memuaskan hatinya. Ia tetap memercayai Tuhan sekalipun doanya tidak dikabulkan
Tuhan.
Tanpa iman, tidak
mungkin orang berkenan kepada Allah, sebab barang siapa berpaling kepada Allah,
ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi Upah kepada orang
yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Seberat apapun
pergumulan yang ada saat ini, yakinlah dengan iman percaya bahwa Tuhan
adalah jawaban pasti yang dapat menjadikan kita bisa mengatasinya dan
melaluinya dengan satu dasar adalah keyakinan di dalam Iman. Iman adalah
kepercayaan atau kebersandaran mutlak pada Allah serta kepercayaan yang tidak pernah
dapat membayangkan bahwa Dia akan meninggalkan kita.
Iman menjadikan kita lebih berkenan kepada Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar