2Raja-Raja 25:9
Dalam perjanjian lama, berkali-kali
Allah mengingatkan supaya umat pilihan-Nya tetap setia beribadah kepada-Nya.
Bahkan kepada Raja Salomo yang telah mendirikan bait Allah yang demkian indah,
Allah mengingatkan apabila umat-Nya berbalik dari-Nya dan tidak setia pada
peraturan dan ketetapanNya, `Rumah ini akan menjadi reruntuhan, sehingga setiap
orang yang lewat akan tertegun...` (1Raj 9:8). Pada akhirnya hal ini
benar-benar terjadi, ketika Yerusalem dihancurkan oleh Raja Babel. Rumah Tuhan
dibakar.
Tuhan membiarkan hal ini terjadi
karena umat-Nya tidak setia dan jatuh dalam penyembahan berhala. Hati mereka
tidak lagi berpaut kepada Tuhan. Ibadah yang mereka lakukan berhati palsu. Hal
ini sungguh menyakitkan hati Tuhan. Seperti yang dikatakan St. Sirilius dari
Alexandria “Dia menemukan manusia dalam kecenderungannya yang merusak menjadi
seperti hewan yang binasa, karena itu Dia dibaringkan di palungan, di tempat
makanan hewan, supaya kita, dengan mengganti kehidupan hewani, dapat dibawa
kepada pengetahuan yang lebih manusiawi, tidak mengambil bagian makanan dari
jerami, tetapi dari roti surgawi, dari tubuh yang memberi hidup.”
Tanpa kita sadari, mungkin kita
juga sudah jatuh dalam penyembahan berhala dengan mengagung-agungkan kekayaan,
kehormatan, kedudukan, dan`yang paling mengerikan`egoisme dan hawa nafsu. Atau
mungkin dalam ibadah dan doa-doa kita, kita sudah mengelabui Tuhan dengan
upacara yang semarak dan meriah, nyanyian yang indah, tetapi hati kita tidak
tertuju kepada Tuhan, melainkan pada mencari pujian dan kesenangan semata.
Ingatlah, Tuhan menghendaki hati yang mencintai-Nya dan senantiasa terarah
kepada-Nya. Sudahkah kita sungguh-sungguh mengarahkan hati kepada Tuhan?
Tuhan menghendaki hati
yang mencintai-Nya dan senantiasa terarah kepada-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar