Rabu, 11 November 2020

DOA-DOA HANA


“Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur,”  1 Samuel 2:8

    Siapa dari kita yang merasa bila saat kita terjatuh, kita merasa bahwa pribadi kitalah yang paling menderita? Tahukah kita kalau dalam masyarakat Yahudi, melahirkan anak laki-laki bagi suaminya adalah tugas dan kewajiban bagi seorang wanita yang sudah menikah.  Jika wanita itu mandul alias tidak bisa memberikan keturunan, maka hal ini akan menimbulkan rasa malu dan menjadi celaan bagi suaminya, keluarganya dan juga lingkungan di sekitarnya.  Jadi kemandulan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan. 

    Situasi inilah yang pernah dialami oleh Hana, di mana tanggungjawab untuk melanjutkan garis keturunan suami ada di tangannya.  Jika tidak, ia akan menghadapi masalah yang berat. Bisa saja pada saat itu Hana diceraikan oleh suaminya atau harus menanggung malu dan mengalami penolakan dari orang-orang yang ada di sekitarnya.  Bisa dibayangkan betapa remuk redam hati Hana karena ia tidak punya anak (mandul).  Belum lagi perlakuan yang tidak baik dari Penina, ‘madunya’ yang justru memiliki anak.  Hal ini semakin menambah rasa sedih dan pahit di hati Hana.

    Secara manusiawi, Hana sudah kehilangan harapan karena Tuhan telah menutup rahimnya.  Ia pun yakin satu-satunya jalanl yang dapat menolongnya adalah Tuhan.  Karena itu segeralah ia datang kepada Tuhan.  Di bait-Nya yang kudus, dengan hati hancur, Hana mencurahkan segala beban hidupnya.  Meski dikira mabuk oleh iman Eli ia tidak peduli, karena  “Korban sembelihan kepada Allah ia jiwa yang hancur;  hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.”  (Mazmur 51:19). Saat ketika menjalankan hari-hari berdoa inilah Hana bernazar, “Tuhan semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada Tuhan...”  (1 Samuel 1:11). Ya, pada akhirnya Tuhan pun mengabulkan doa Hana,  “...setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki.  Ia menamai anak itu Samuel,...” (1 Samuel 1:20).

    Dari kisah ini, dapat kita ketahui bahwa mungkin Tuhan telah menutup rahim Hana selama bertahun-tahun, tetapi Dia tidak pernah menutup telinga-Nya terhadap umat yang pagi, siang, malam atau dalam situasi sedih dan gembira selalu berseru-seru kepadaNya. 


“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.”  Mazmur 126:5


____________

✨Blog : https://renungankristentlitera.blogspot.com/

✨ Instagram: https://instagram.com/kristianiteklingitera?igshid=x2u4zsfhe4yp

✨▶️ : Kristiani Teknik Lingkungan ITERA

✨📧 : kristianitlitera7@gmail.com

- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Tidak ada komentar:

BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?

 [KRISTIANI TEKNIK LINGKUANGAN ITERA] [SABTU, 20 MEI 2023] BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?