Matius 14 : 22 – 36
Dinamika yang dialami Petrus selama mengikut Yesus
sangat menarik. Petrus dipilih oleh Yesus menjadi pengikut-Nya bukan
pertama-tama karena kualitas pribadinya yang unggul, bukan pula karena imannya
yang begitu kokoh kuat bai batu karang. Dari Injil Matius 14 : 22 – 36 dapat
kita lihat bagaimana Petrus menunjukkan imannya.
Pada awalnya, Petrus mengungkapkan imannya dengan
sangat berani. Di tengah danau, ia berkata, “Tuhan, apabila Engkau itu,
suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan diatas air.” Setelah itu Yesus menjawab,
“Datanglah!”, Petrus pun melakukannya dengan percaya diri. Ia turun dari perahu
dan berjalan diatas air menuju Yesus. Namun, selanjutnya tiupan angin membuat
ia takut dan mulai tenggelam. Untunglah Yesus mengulurkan tangan-Nya dan
menyelamatkan Petrus.
Kisah Petrus ini menarik dan menggambarkan dinamika
hidup beriman kita juga. Kita menjawab undangan Yesus untuk datang kepada-Nya
dengan penuh semangat, dengan keyakinan yang begitu kuat, yang bahkan terkadang
melampaui rasionalitas. Namun, tidak jarang kemudian kita ketakutan oleh karena
gejolak kehidupan yang akibatnya menenggelamkan diri sendiri.
Iman bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang dapat
kita terima sekali untuk selamanya. Menjadi beriman merupakan sebuah proses
dalam perjalanan hidup ini yang bisa berkembang atau malah berkurang. Sering
kali bila mendapat suatu masalah dalam hidup kita, kita bukan semakin
meneladani Allah tetapi malah menjadi tidak percaya akan segala sesuatu yang
telah Tuhan Allah berikan kepada kita. Mungkin jatuh ke dalam dosa adalah hal
yang sangat sering kita lakukan di dalam hidup ini baik secara sadar maupun
tidak sadar. Padahal kita sendiri pun tahu bahwa kuasa Yesus begitu ajaib bagi
kita, rencana-Nya sangat sempurna untuk diri kita. Lantas, mengapa kita lebih
memilih untuk menjadi tidak percaya bukan memilih untuk meneladani-Nya?
Saat Teduh Membuat Kelegaan Dan Menambah Keyakinan Kita Kepada Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar