"Lalu Yosua dengan seluruh tentaranya mendatangi mereka dengan tiba-tiba dekat mata air Merom, dan menyerbu mereka. Dan Tuhan menyerahkan mereka kepada orang Israel. Mereka dikalahkan dan dikejar sampai Sidon-Besar dan sampai Misrefot-Maim, dan sampai lembah Mizpa yang di sebelah timur. Demikianlah mereka dihancurkan, sehingga tidak seorangpun dari mereka yang dibiarkan lolos.“ Yosua 11:7-8
Dari ayat ini terlihat bahwa Yosua dan bangsa Israel adalah para pejuang yang aktif dan bukan hanya pengamat. Ketika Bangsa Israel berkemah di Gilgal, mereka tidak pernah bertempur di sana, karena Yosua selalu mengambil inisiatif dan menghampiri musuh untuk mengusir mereka.
Sebagai manusia kita memiliki kecenderungan untuk diam dalam kepuasan, merasa cukup dengan apa yang ada dalam diri, khususnya tingkat kerohanian yang kita miliki. Kita cenderung tidak suka untuk bersusah-susah atau berjuang. Ibaratnya kita lebih suka datang ke sebuah panggung ketika semuanya terlihat nyaman dan kita bisa diam di sana.
Namun, perlu kita tahu bahwa mentalitas seperti itu sangatlah pasif dan tidak berorientasi pada tujuan. Mengetahui bahwa Allah dapat memberikan kita kemenangan saja tidak cukup, kita harus mengambil tindakan dan mengalahkan dosa-dosa dan kebiasaan jahat kita dengan menaati perintah-perintah Allah. Kita tidak hanya dengan pasif menunggu cobaan datang lalu baru membangun tembok pertahanan, membiarkan segalanya pada pengendalian diri kita sendiri. Kita harus dengan aktif mencari kebiasaan jahat kita dan mencabutnya hingga ke akar-akar, sembari mengetahui bahwa bila kita berperang, Allah akan bersama kita untuk mengalahkan mereka.
Apakah kita mempunyai kebiasaan jahat yang masih membelenggu kita? Jangan hanya duduk dan diam saja lalu berharap kita dapat mengendalikannya di hari berikutnya, berbuatlah sesuatu! Dan jika kita kita telah mengambil tindakan dan masih jatuh? Evaluasilah kembali, bertobat, dan bertanya kembali kepada Allah karena Allah tidak akan pernah meninggalkan anak-anakNya barang sedetikpun.