Selasa, 30 Juni 2020
Iman Yang Bernilai Di Mata Tuhan
Senin, 29 Juni 2020
Tambahkanlah Iman Kami
Lukas 17:1-6
Minggu, 28 Juni 2020
Kasih Berkelanjutan
Lukas 10:27
Sabtu, 27 Juni 2020
Kasih Setia Tuhan
Jumat, 26 Juni 2020
Mengasihi Berarti Mengenal Allah
1 Yohanes 4:8 (TB)
Kamis, 25 Juni 2020
Kasih Perlu Pembuktian
Rabu, 24 Juni 2020
Mengasihi Semua Orang
Mazmur 145:9
Selasa, 23 Juni 2020
Kasih yang Mendamaikan
Kolose 3:13-14
Senin, 22 Juni 2020
Kasih Karunia
Efesus 2:4-5
Minggu, 21 Juni 2020
Bersyukur: Sebuah Hal Kecil yang Sangat Besar
Lukas 10:21-24.
Bersyukur merupakan hal yang sangat
penting dalam hidup orang Kristen. Kita dinasihati agar mengucap syukur dalam
segala hal sebab itulah yang Allah kehendaki (1Tes. 5:18). Dan di dalam ucapan
syukur sudah selayaknya kita mempunyai alasan untuk bersyukur. Bersyukur tanpa
alasan yang jelas adalah ucapan kosong di bibir. Melihat ketujuh puluh murid
pulang dapat sukacita, Yesus bergembira dalam Roh dan bersyukur.
Dalam bacaan
Injil kita mendengar Yesus bergembira dan mengucap syukur kepada Bapa-Nya: “Aku
bersyukur kepada-mu, Bapa Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang orang kecil.” Rasa bahagia itu ditunjukkan dan di sampaikan oleh Yesus
kepada para murid atas apa yang dilihat dan atas keajaiban-keajaiban yang
mereka lihat yaitu kalahnya setan dan berkuasanya Kerajaan Allah. Doa syukur
yang diucapkan oleh Yesus kepada Bapa, karena karya-karya agung Bapa telah
berkenan menyatakan kepada orang-orang kecil dan lemah bahwa setan telah jatuh
sehingga Kerajaan Allah hadir dan berkuasa di bumi. Yesus juga bersyukur atas
kuasa yang diberikan oleh Bapa kepada-Nya dan relasi antara Yesus dan Allah
Bapa.
Syukur dan
ucapan terima kasih harus diaktualisasikan dalam kehidupan kita. Ucapan terima
kasih kepada Allah mesti menjadi suatu aspek dalam kehidupan Kristiani. Yesus
sendiri telah memberikan contoh kepada kita untuk selalu bersyukur dalam
kehidupan. Syukur merupakan bentuk kerendahan hati manusia yang dikehendaki
oleh Allah. Kalau kita mampu bersyukur maka kita bisa membangun relasi yang
baik dengan Allah dan hidup kita akan menjadi indah dan penuh dengan
kedamaian.
Bersyukur
adalah satu sikap yang pertama-tama diajarkan kepada anak kecil dalam setiap
keluarga. Sikap bersyukur merupakan suatu sikap dasar bagi hidup manusia.
Walaupun sering kali sikap bersyukur dilupakan dalam kehidupan manusia. Namun,
sikap bersyukur merupakan sebuah jalan menuju kebahagiaan. Mengapa? Karena
bersyukur itu indah. Oleh karena itu ijinkan saya bertanya , sudahkah kamu
mengucap syukur hari ini?
Bersyukur merupakan bentuk kerendahan hati
manusia yang dikehendaki oleh Allah.
Sabtu, 20 Juni 2020
Bersyukur Dalam Berbagai Keadaan
Fillipi 4:6
Mudah untuk bersyukur atas segala sesuatu ketika kehidupan tampaknya sesuai dengan keinginan kita. Tetapi bagaimana dengan masa-masa ketika apa yang kita harapkan tampaknya jauh dari jangkauan? Banyak diantara kita akan menyerah, mengeluh, dan tertekan seandainya mengalami kesulitan dalam perjalanan seperti itu.
Kita
bisa mengucap syukur kepada Tuhan atas hal-hal sederhana, seperti: angin
sepoi-sepoi, pepohonan, sinar matahari, kaki untuk berjalan, juga mata untuk
melihat. Namun sayangnya kita juga dapat dengan mudah mengabaikan itu.
Semakin dimengerti kita akan menyadari bahwa melatih
diri untuk menjalani kehidupan yang penuh rasa syukur adalah salah satu cara
terbaik untuk menghilangkan kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan. Rasa
syukur bukanlah sekadar alat psikologis. Akan tetapi, rasa syukur adalah sebuah
realitas spiritual yang dibahas oleh Rasul Paulus dalam Filipi 4:6: “Janganlah
hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
Ketika kita bersyukur kepada Allah dalam keadaan
apa pun, kita dapat mengalami kedamaian lembut di tengah-tengah kesengsaraan.
Saat berduka, kita masih dapat bergembira dengan memuji Tuhan. Saat merasakan
sakit, kita dapat bersukacita karena Pendamaian Kristus. Saat mengalami
kesedihan yang mendalam, kita dapat memiliki penghiburan dan kedamaian akan
kasih Tuhan.
Dengan bersyukur, kita mengikuti teladan Juruselamat terkasih
kita, yang mengatakan, “Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah
yang terjadi.” (Lukas 22:42).
Rasa syukur sejati adalah ungkapan pengharapan dan kesaksian.
Itu datang dari mengakui bahwa kita tidak selalu memahami cobaan-cobaan hidup
tetapi percaya bahwa suatu hari nanti kita akan memahaminya.
Bersyukur membuat kita merasakan kedamaian dan lembutnya kasih
Tuhan.
Jumat, 19 Juni 2020
Bersyukurlah selalu dalam Tuhan
Efesus 5:20
Suatu hari ada seorang
kariawan yang baru saja pulang dari kantor memilih berjalan ke lapangan untuk
sekedar menghirup udara segar. Dia merasa sangat kelelahan. Setelah beberapa
menit berkeliling tanpa tujuan, dia memilih untuk duduk disalah satu bangku di
pinggir lapangan. Kemudia, dia melihat seorang pria yang berpakaian bagus dan
menggunakan kacamata hitam. Dalam hatinya berkata betapa enaknya lelaki itu.
Dia bisa duduk santai dengan pakaian bagus. Padahal aku setiap harinya harus
mandi keringat di kantor. Andai aku seperti dia, katanya.
Tak lama kemudian, dia
memalingkan pandangannya kea rah lain. Disana ada penjual mainan yang di kerumuni
anak-anak. Dia pun berkata, enak sekali dia. Kerjaannya hanya duduk saja dan
orang-orang datang membeli jualannya. Padahal aku harus mondar-mandir di kantor
setiap saat untuk mengurus berbagai surat penting. Karena perasaan seperti itu
dia memberanikan diri mendekati mereka. Pertama dia mendekati pria berkcamat
hitam itu. Dia bertanya “bolehkah saya duduk disini”.” Maaf saya tidak tau
bentuk bangku ini, jika memang memungkinkan silahkan Anda duduk”, katanya.
Karyawan itu pun sadar bahwa lelaki didekatnya itu buta.
Dia pun pergi mendekati si
penjual mainan itu. Kebetulan sekali si penjual itu akan pulang. Dia pun
berusaha berdiri dengan menggunakan tongkat di sampingnya. Ternyata si penjual
itu kehilangan satu kaki. Sehingga dia harus berdiri dengan bantuan tongkat.
Akhirnya si karyawan tersadar, ternyata dia lebih beruntung dari mereka. Hanya
saja dia tidak mau bersyukur. Dan kedua orang yang dilihatnya itu mengajarkan
bahwa kekurangan tidak menjadi penghambat kebahagiaan. Kuncinya adalah
bersyukur dan jangan pernah membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain.
Bahkan Paulus juga menegaskan bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan
apapun yang kita terima (efesus 5 :20). Dikatakan dalam segala hal dan bukan
hanya waktu senang saja. Tuhan tau apa yang kita perlukan.Jadi, kurangi
mengeluh dan perbanyak bersyukur agar bahagiamu semakin melimpah.
Bersyukurlah Selalu Agar Hidupmu Berkelimpahan Sukacita
Kamis, 18 Juni 2020
Bersyukur di Setiap Musim Kehidupan
1 Tesalonika 5:18
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang
dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."
Mungkin mudah bagi kita untuk
mengucap syukur di waktu senang, namun apa jadinya jika kita dalam keadaaan
yang menyedihkan? Tentu, kebanyakan dari kita akan sulit untuk melakukannya
bahkan kadang menyalahkan Tuhan. Bukan perkara mudah mengucap syukur di
tengah situasi yang tidak baik! Ini adalah kenyataan! Kita pun
menjadi orang-orang Kristen yang bersyarat: kalau sakit sudah
disembuhkan, kalau ekonomi sudah dipulihkan, kalau sudah mendapatkan jodoh,
kalau keadaan berjalan dengan baik dan diberkati barulah dari mulut kita keluar
ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan. Jika kita seperti itu, berarti kita
sama dengan orang-orang dunia!
Rasul Paulus menasihati
kita, terdapat kalimat '...dalam segala hal' berarti di segala
situasi atau keadaan, sukacita atau dukacita, dalam kelimpahan atau kekurangan,
ada masalah ataupun tidak, kita harus selalu mengucap syukur, karena inilah
yang Tuhan kehendaki. Pengalaman hidup bangsa Israel di masa lampau
kiranya menjadi peringatan bagi semua orang percaya. Meski hari lepas
hari selama menempuh perjalanan di padang gurun mereka telah merasakan kebaikan
Tuhan, mengalami pertolongan Tuhan secara ajaib, namun semuanya itu tidak
membuat mereka berubah. Yang keluar dari mulut mereka bukannya ucapan
syukur melainkan ocehan, gerutuan, keluh kesah dan persungutan. Bahkan
mereka selalu saja membanding-bandingkan keadaan saat masih berada di Mesir,
padahal di sana mereka tak lebih hanyalah budak.
Apa yang dilakukan oleh bangsa
Israel menunjukkan rasa ketidakpuasannya terhadap pemeliharaan Tuhan.
Apakah selama ini kita juga berlaku seperti bangsa Israel yang tidak pernah
puas dengan berkat yang sudah Tuhan berikan, sehingga hari-hari yang kita
jalani pun dipenuhi persungutan?
Sukacita Hidup Ada Dari Hati yang Selalu Bersyukur
Rabu, 17 Juni 2020
Merespon kebaikan Tuhan dengan bersyukur
Selasa, 16 Juni 2020
Kesetiaan dan Kasih Tuhan Membuat Hidup Berharga
Senin, 15 Juni 2020
Syukur Kepada Tuhan
Mazmur 40:6 Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung.
Minggu, 14 Juni 2020
Sukacita adalah Obat Penderitaan
Setiap pribadi pasti pernah mengalami masa yang sulit dengan keadaan yang berbeda-beda. Keadaan sulit yang dialami setiap orang ditanggapi secara berbeda-beda. Mulai dari pribadi yang memilih untuk melarikan diri dan mencari tempat aman, pribadi yang memutuskan untuk mengompromikan kebenaran dan mengorbankan integritas mereka dan ada juga pribadi yang tetap bertahan, serta menjadi lebih baik melalui berbagai penderitaan yang dialami.
Rasul Petrus memberi nasihat kepada setiap orang yang percaya atau pengikut Kristus untuk tidak menjadi malu jika ia menderita. Kata menderita yang dimaksudkan nats adalah menderita karena nama. Kristus. Karena mempertahankan iman percayanya kepada Kristus seseorang rela dikucilkan oleh keluarga, dijauhi oleh teman dan sahabat, dan diperlakukan tidak adil oleh sesama; itulah penderitaan.
“Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.” (ayat 14). Setiap penderitaan selalu mendatangkan dukacita, tetapi firman Tuhan memperingatkan agar kita jangan menderita karena dosa, melainkan karena kebenaran. Penderitaan memiliki tujuan yang baik, yaitu menguji kemurniaan iman kita.
Arti semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Penderitaan yang disikapi secara tepat akan memuliakan Allah.
Menderita bagi Allah sudah merupakan kemuliaan, karena Roh Allah yang mulia
tinggal dengan kita.
Sabtu, 13 Juni 2020
Penawar Galau? Sukacita!
Roma 12:12
Keadaan yang memukul seluruh dunia seperti saat ini, banyak orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tuhan berjanji Dia akan selalu beserta dengan kita. Lalu, mengapa Dia seakan-akan tidak melihat semua yang terjadi? Mengapa Dia seolah diam saja?
Dalam Habakuk pasal 1 dan 2, Habakuk mempertanyakan hal yang sama. Dia bertanya-tanya mengapa Allah seakan-akan diam dan tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda. Dia mengutarakan keluhannya kepada Tuhan dan memposisikan dirinya untuk mendengarkan suara Tuhan, dalam keraguan, imannya bahkan semakin bertumbuh. Pada akhirnya dalam pasal 3, kita dapat melihat Habakuk bersukacita serta memuji dan memuliakan Tuhan ketika dia menantikan Tuhan untuk menggenapi janji-Nya.
Dari Habakuk dapat kita pahami bahwa kekuatan Kristus dilepaskan ketika kita diam dan bersukacita dalam Dia. Saat kita bersukacita, kita akan disegarkan kembali, bahkan beban di masa-masa sulit akan diringankan. Dengan bersukacita kita juga bisa mengarahkan fokus kita dari kesulitan dan membawa kita kepada Yesus.
Keadaan di sekitar kita mungkin terlihat mencekam dan mengerikan, tetapi Tuhan memegang kendali penuh. Lutut kita mungkin terasa sakit karena kita terus berdoa dan seolah tak mendapat jawaban, tetapi Tuhan tetap mendengarkan dan bekerja untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28)
Menjadikan Tuhan kekuatan artinya setelah kita melakukan bagian kita, kita percaya bahwa Tuhan pasti menolong pada waktunya.
Jumat, 12 Juni 2020
Taat Kepada Tuhan Menghasilkan Sukacita
Amsal 23 : 24-26
Dalam kitab Paulus muncul kata sukacita sebanayak 22 kali tepatnya di kitab Filipi dengan berbagai konteks. Sebagai manusia yang penuh dengan keinginan dan mimpi, kita sering menemukan banyak alasan untuk bersedih. Kadang kesedihan menutup hati kita untuk bersukacita. Padahal seharusnya sebagai orang Kristen kita mempunyai beribu alasan untuk tetap bersukacita.
Alasan paling kuat untuk kita tetap mampu bersukacita dalam setiap musim kehidupan kita adalah karena Tuhan. Kasih Tuhan, berkat Tuhan, dan juga penyertaan Tuhan. Dan yang paling utama adalah taat akan Tuhan. Ketika kita telah taat kepada Tuhan maka sukacita yang kekal akan kita miliki. Bukan berarti kita tidak akan mengalami kegagalan, musibah, ataupun kesulitan. Tetapi diatas semua itu kita mampu untuk berdiri tegar.
Saat mata kita tertuju pada Tuhan, kita akan menemukan kedamaian jiwa. Kunci sukacita dan kebahagiaan itu sendiri adalah selalu bersyukur. Ingatlah saat Tuhan menguji kita, berarti kita punya kesempatan untuk naik ke level iman yang lebih baik. Saat kita diperhadapkan dengan kesulitan, ingatlah bahwa Tuhan sedang menguji ketekunan kita. Saat yang kita dambakan sangat lama terwujud, Ingatlah Tuhan ingin mendengar suara doa kita lebih lama lagi. Dan saat kita diperhadapkan dengan dukacita, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan sukacita untuk kita.
Semuanya mampu kita jalani dalam Tuhan. Bahkan dalam kitab Amsal 23 : 24-26 ditekankan bagaimana orang tua kita, ayah dan ibu kita akan ikut bersikacita saat hati kita hanya tertuju kepada Tuhan saja. Jadi, marilah kita taat kepada Tuhan, tetap bersyukur, dan senantiasa berbagi kebahagiaan dan sukacita satu sama lain.
Kamis, 11 Juni 2020
Sukacita Membuat Perbedaan
Sukacita Membuat Perbedaan
Amsal 15:13
Amsal 15 : 13 “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”
Suatu kali Billy mendapat hadiah undian berupa uang tunai sebesar Rp 100 jt. Ia pun segera pergi ke bank untuk mencairkannya dan mengecek apakah uang itu sudah masuk ke rekening. Benar saja, uang itu memang telah masuk ke rekeningnya. Dalam perjalanan kembali ke rumah, Joni yang membawa sepeda motor terus tersenyum bahagia.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba ban motornya bocor terkena paku. Biasanya jika mengalami hal ini, dia pasti akan bersungut-sungut, namun kali ini ia tetap bersukacita. Ia pun membawa motornya ke bengkel untuk diperbaiki.
Namun, setelah melanjutkan perjalanan, dia terpaksa harus terjebak macet parah di sebuah persimpangan jalan. Dia baru bisa melaluinya setelah 30 menit menunggu. Biasanya dia akan menggerutu, namun dia tetap saja bersukacita. Di sepanjang perjalanan, dia hanya memikirkan uangnya sehingga apapun yang dialami itu tidak mempengaruhi sukacitanya.
Demikian juga dengan kita, apapun yang kita hadapi dalam hidup ini, dan seberat apapun pergumulan yg mungkin kita hadapi sekarang, bila kita tetap bersukacita, maka hal itu akan membuat perbedaan. Kita akan tetap mampu melewatinya.
Lantas apa yg membuat kita bisa bersukacita?
Bersukacitalah karena kita tau Tuhan pasti pelihara kita, bersukacitalah karena kita tau Tuhan pasti lindungi dan tolong kita dalam segala pergumulan. Karena kita tau sebesar apapun masalah kita, kita punya Tuhan yang luar biasa. Kasih dan kebaikan Tuhanlah yang senantiasa membuat kita bersukacita. Bukankah itu semua lebih indah daripada apapun?
Sukacita yang dari Tuhan
tidak bisa dihilangkan oleh kondisi apapun
Rabu, 10 Juni 2020
Sukacita yang Mulia
1 Petrus 1:8
Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. [1 Petrus 1:8]
Penderitaan di dunia adalah bukti kehidupan nyata, ada banyak hal yang akan dihadapi, berbagai pergumulan, penderitaan dan juga sukacita. Namun, yang perlu digaris bawahi “Keselamatan adalah anugerah kasih Allah yang harus direspon orang percaya dalam hidupnya”. Oleh karena Roh Kuduslah, berita Injil dapat disebarluaskan, dan oleh karena Roh Kudus maka tiap-tiap orang memberi diri dan menerima keselamatan. Keselamatan disebut anugerah, karena semua terjadi atas inisiatif Allah, Ia yang merancangkan dan merencanakan. Keselamatan dari Allah dianugerahkan melalui Anak-Nya yang tunggal dengan cara penderitaan, kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya untuk mematahkan ikatan kuasa dosa dan maut.
Berita tentang penyelamatan Allah atas dunia merupakan berita yang menakjubkan. Kasih Allah adalah dasar keselamatan tersebut, dan Roh Kudus yang diutus membawa berita itu, baik dimasa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Bagi Allah, manusia sangat berharga, Ia ingin berita tersebut terus disampaikan kepada dunia sehingga banyak orang mengalami kasih-Nya yang besar.
Terkadang kita harus melewati masa-masa yang sangat sulit dan berat. Namun, apa pun kehilangan yang kita alami, apa pun keinginan kita yang kandas, kita dapat tetap bersukacita dalam hubungan kita dengan Allah yang Maha Pengasih. Bahkan ketika kita merasa tidak memiliki apa-apa lagi, Dia tidak pernah membiarkan atau meninggalkan kita (Ibr. 13:5). Tuhan yang memberi kegembiraan dan sukacita kepada orang yang bersedih dan berkabung adalah alasan utama kita untuk bersukacita.
Tuhan, bagaimana pun keadaanku tolong aku selalu bersukacita di dalam-Mu.
Selasa, 09 Juni 2020
Dasar Sukacita Yang Benar
(Amsal 24 :17-18)
Semua tentu pernah bersukacita akan sesuatu. Sukacita yang dialami setiap orang tentu berbeda beda. Misalnya seseorang bersukacita didalam dosa,contohnya sukacita dalam mengonsumsi narkoba, pestapora, dan kebebasan dunia. Contoh lain bersukacita ketika meraih suatu keberhasilan. Seseorang bersukacita karena menjuarai perlombaan atau mendapat kenaikan jabatan.
Semua contoh diatas merupakan sukacita yang diperoleh dari diri sendiri dan bersifat sementara. Namun ada sukacita yang berasal dari Tuhan Yesus. Ini adalah sukacita yang mengalir dari hati dan menguatkan diri. Meski ada tantangan, sukacita dari Tuhan selalu mengalir dan meluap-luap memulihkan dan mengubahkan keadaan. Hanya dekat dengan Tuhan kita dapat merasakan sukacita yang mempengaruhi kehidupan.
Dari nats Alkitab diatas, kita diajarkan Tuhan agar jangan bersukacita di atas penderitaan orang lain.Sukacita yang benar selalu menjadi kesaksian bagi orang lain,bukan penderitaan. Kita perlu tahu esensi sukacita yang sejati yang diberi Tuhan. Dasar sukacita yang diberi Tuhan adalah bahwa kita dikasihi-Nya dan diterima apa adanya. Ketika kita sering minder bahwa kita tidak layak dan terpojokkan,selalu ingat bahwa Tuhan mengasihi kita dan menerima kita apa adanya. Tuhan Yesus terlebih besar dari segalanya dan itu akan menguatkan kita.Selanjutnya,dasar sukacita yang diberi Tuhan adalah bahwa Yesus turut bekerja didalam kehidupan kita dan menyediakan segala sesuatu yang lebih baik. Sukacita yang benar menjadi pondasi kuat bagi kita dalam menjalani kehidupan tanpa rasa khawatir. Sukacita karena Tuhan inilah yang memberikan sebentuk kekuatan tertentu yang memampukan kita bertahan bahkan keluar sebagai pemenang ditengah kesulitan apapun.
Sukacita yang benar dan kekal hanya ada di satu pribadi,yaitu Yesus Kristus.
Senin, 08 Juni 2020
Konsisten Bersukacita
Habakuk 3:17-18
Habakuk 3:17-18 (TB) Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
Sukacita menurut KBBI: suka hati, girang hati. Terkadang alasan sukacita kita harus berdasar sesuatu yang kita punya atau sesuatu yang kita inginkan. Sampai kita lupa bagaimana harus bersukacita dalam kekecewaan atau ketidakpunyaan akan hal yang kita inginkan. Bagaimana aku dapat bersukacita Tuhan? Berat rasanya untuk mengucap syukur disaat keadaan benar-benar mengecewakan
Dalam nats ini, kita diingatkan untuk selalu bersorak-sorai, bersukacita dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberi kebaikan-Nya untuk hidup kita yang jauh lebih baik kedepan. Pemikiran kita lah yang seringkali menunjukan kekurangpercayaan kita dengan Tuhan. Khawatir akan masa depan, khawatir akan apa yang terjadi esok , khawatir dijauhkan banyak orang karena hidup benar dan banyak kekhawatiran lainnya yang mendominasi pikiran dan batin. Khawatir boleh jika porsinya tepat, kalau berlebihan melewati porsi percayanya kamu sama Tuhan, itu yang akan jadi masalah.
Sukacita yang utuh dan terus menerus berasal dari Tuhan saja, manusia dan keadaan akan mengecewakan ketika ketergantungan kita hanya terfokus ke satu hal yang fana. Tuhan akan memberi kita segala yang kita butuhkan, jika ketergantungan kita selalu kepada Dia yang memberi sukacita dan kedamaian dihati, amin.
Tuhan Yesus Memberkati
Minggu, 07 Juni 2020
Dengar, Percaya, Kekal
Yohanes 5 : 24
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. [Yohanes 5:24]
Pandemi Covid – 19 ini membuat kita khawatir dan takut akan kesehatan kita. Tak hanya itu, kegiatan sehari-hari kita pun harus ditinggalkan demi mengatasi melonjaknya angka positif Covid – 19 ini. Tetapi, alangkah baiknya jika segala keresahan itu kita ubah dengan harapan, ya harapan kepada Allah untuk pandemi Covid – 19 ini. Allah yang menciptakan kita sehingga Ia mengetahui segala sesuatu tentang kita. Allah juga memahami ketakutan kita akan kematian, Ia selalu menghibur kita dan memberi jaminan kepada kita bahwa Allah selalu mengasihi kita.
Allah sendiri janji bahwa kita akan hidup bersama-Nya sepanjang masa. Untuk itulah Allah telah mengutus anak-Nya, Yesus, kedalam dunia untuk menebus dosa kita. Jika kita mengakui dosa-dosa kita, meminta pengampunan Allah, dan mempercayai kuasa-Nya untuk memberi kita hidup kekal melalui Yesus, kita tidak perlu lagi takut menghadapi akibat dari penyakit dan kematian. Kita juga tidak perlu lagi khawatir atas ketidaksanggupan kita mengontrol hidup ini, karena kita tahu bahwa Allah yang memegang kendali terhadap hidup kita sepenuhnya.
Saat kita merasa takut dan cemas, Yesus akan memberi kita rasa aman dan damai. Pada saat kita sakit dan lemah mental fisik, Yesus memberi kita kekuatan mental dan emosional. Kita semua dapat sakit kapan saja, dapat lemah kapan saja, tetapi bila kita percaya dan berharap kepada-Nya maka kita akan mendapatkan kedamaian dan peneguhan hati untuk mengatasi segala ketakutan kita akan hal yang kita duga dan tidak kita duga.
Maka, marilah kita tetap bertekun hati untuk mendengar dan menjadi percaya kepada-Nya dan juga kepada kehidupan yang kekal sebab kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. ” [Yohanes 18: 29 – 30].
Marilah kita tetap bertekun hati untuk mendengar dan menjadi percaya kepada Tuhan
Sabtu, 06 Juni 2020
Fondasi Pengharapan
Ibrani 11:1-6
Orang yang hidupnya bahagia merasa waktu berlalu dengan begitu cepat, tapi orang yang sedang menderita merasa waktu adalah penyiksa yang kejam. Tatkala kita mampu melampaui siksaan waktu, barulah kita menikmati substansi kekekalan.
Allah menganugerahkan pengharapan kepada kita, maka orang Kristen yang hidupnya dekat dengan Allah waktu menaikkan puji-puji lupa akan berlalunya waktu, karena dia sedang menikmati kekekalan. Seorang yang berpengharapan tidak dibelenggu oleh kenyataan hidup masa sekarang, karena dia mampu melihat dua realita: adanya masa kini dan adanya otoritas kekekalan. Orang yang hanya mengutamakan realita masa kini adalah penganut materilisme, tapi orang yang mampu memandang akan adanya otoritas kekekalan adalah orang yang berpengharapan.
Alkitab mengatakan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Fondasi dari kepercayaan dan keyakinan itu adalah Allah sendiri. Allah setia memenuhi janji-janji-Nya kepada semua yang percaya dan datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus.
Pengharapan berasal dari iman kita kepada kesetiaan Tuhan. Dengan kata lain, kesetiaan Tuhan adalah dasar dari pengharapan kita, dan janji Allah yang didasarkan atas kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi pengharapan kita. Karena iman kita menang atas dunia ini, karena pengharapan kita dimampukan untuk mengarahkan pandangan kita pada dunia yang lain. Maka setelah kita beriman, kita segera masuk pada tahap pengharapan. Yang kita harapkan bukanlah dunia ini, karena dunia sementara adanya, sedangkan yang kita harapkan adalah surga, kehidupan abadi setiap orang percaya.
Iman menghasilkan pengharapan dan pengharapan membawa kita mengarah pada kekekalan.
BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?
[KRISTIANI TEKNIK LINGKUANGAN ITERA] [SABTU, 20 MEI 2023] BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?
-
[Renungan Kristiani Teknik Lingkungan ITERA] [Sabtu, 13 Mei 2023] KARAKTERMU MENENTUKAN MASA DEPANMU 1 Timotius 4 : 12 Jangan seorang p...
-
Gideon adalah orang biasa. Kisah hidupnya yang tertulis dalam kitab Hakim-Hakim 6 telah menginspirasi banyak orang. Gideon adalah seora...
-
Mengenal Hana 1 Samuel 2: 1-2 Lalu berdoalah Hana , katanya: "Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan o...