Selasa, 30 Juni 2020

Iman Yang Bernilai Di Mata Tuhan


Yakobus 2:14


Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?  Yakobus 2:14


Bila Petrus dikenal sebagai rasul yang dipandang banyak mengajarkan tentang pengharapan dalam Kristus dalam surat-suratnya, dan Yohanes dikenali sebagai rasul yang mengajarkan tentang kasih, maka Yakobus dikenal sebagai rasul yang menekankan prinsip-prinsip iman.


Oleh karena itu, dari rasul Yakobus pula, kita dapat belajar dan memahami lebih jauh mengenai iman kita kepada Tuhan Yesus Kristus. Salah satu hal penting mengenai iman adalah dalam banyak hal, orang Kristen menganggap dirinya telah termasuk sebagai golongan orang percaya atau yang telah beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dan oleh karenanya, mereka merasa berhak menerima dan menikmati janji-janji berkat yang melimpah dari Tuhan sebagaimana yang disebutkan dalam Alkitab.


Sedihnya, tidak banyak yang mengetahui bahwa iman yang diperhitungkan oleh Tuhan tidak seperti yang dipikirkan mereka yang mengklaim bahwa dirinya telah memiliki iman pada Tuhan. Tuhan memiliki ukuran iman tertentu yang baru jika ukuran itu dipenuhi, maka itulah yang dipandang-Nya sebagai iman yang sesungguhnya kepada Dia. Dan sebaliknya, jika ukuran iman itu belum dipenuhi, maka seberapa pun seseorang menilai dirinya telah beriman, di hadapan Tuhan ia tetap dipandang tidak memiliki iman.


Tanpa iman yang sejati, kita tidak pernah terhubung dengan Tuhan. Bahkan sekalipun kita menyebut-nyebut nama-Nya, jika iman kita bukan merupakan iman yang benar, kita hanya akan terhubung kepada kuasa-kuasa yang lain, yang bisa jadi sekedar mengaku-ngaku sebagai Tuhan atau menyerupai Tuhan.  Tanpa iman yang benar, kerohanian seseorang akan sesat. Ia menyangka bahwa dirinya telah menyembah atau melayani Tuhan, namun karena kesesatan di hatinya, ia tidak menyadari jika selama ini ia hanya menyembah Tuhan yang hanya ada di dalam pikiran atau yang di reka-rekanya sendiri. Kita harus memastikan bahwa iman yang ada pada kita adalah iman yang sejati, yang akan menghantarkan kita pada pertemuan pribadi serta persekutuan yang intim dengan Tuhan, dimana melalui iman itu dimampukan berhubungan dan berjalan bersama Dia seumur hidup kita.


Kekuatan Iman  mengubah kehidupan orang percaya


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Senin, 29 Juni 2020

Tambahkanlah Iman Kami

Lukas 17:1-6


Lukas 17:6 (TB)  Jawab Tuhan: "Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu."

Ada seorang wanita yang sudah delapan tahun menderita penyakit yang tak kunjung sembuh. Wanita tersebut juga trauma dengan hal-hal yang berkaitan dengan medis. Sehingga ia hanya berdiam diri di rumah dan meminum obat hingga ia menjadi ketergantungan akan obat tersebut. Ia rajin berdoa bahkan menangis, memohon kesembuhan yang tak kunjung ia rasakan. Ia sudah merasa jenuh dan tak kuat lagi menahan segala penderitaan yang ia hadapi setiap harinya. Hingga pada suatu hari, ia mendengar suatu khotbah yang mengatakan bahwa “oleh iman mu kamu menjadi sembuh”. Mulai sejak saat itu, ia menjadi percaya dan semangat untuk melawan segala penyakitnya dan berusaha mengatasi traumanya hingga ia menjadi sembuh dan dapat menikmati hidup dengan bersukacita dan percaya bahwa Tuhan selalu menyertainya untuk dapat melakukan hal dikira mustahil menjadi mungkin bersama Allah. 

Para Murid mengajukan sebuah permintaan kepada Yesus agar menambahkan iman dalam diri mereka. Tetapi Yesus tidak langsung memenuhi permintaan mereka. Yesus hendak memberikan suatu pencerahan kepada para murid apakah sebenarnya iman itu. Iman harus mengandung unsur: mengenal, mempercayai dan mengandalkan. Iman kepada Yesus adalah mengenal, mempercayai dan mengandalkan Yesus satu-satunya sebagai Tuhan dan Juru Selamat di hidup kita. Sehingga perkara hidup dan tugas setiap hari yang dijalani dengan percaya. Beriman berarti percaya kepada kebaikan Tuhan dan hidup dalam segala kerendahan hati serta kesetiaan. Percaya akan kebaikan Tuhan berarti setia melakukan tugas yang dipercayakan kepada kita dengan rendah hati serta percaya bahwa Tuhan akan bertindak pada waktuNya.

Memiliki iman yang teguh dan selalu percaya kepada Tuhan adalah hal yang menyenangkan dan menjadi tujuan hidup kita. Percaya kepada Tuhan, percaya kepada kuasa dan kasihNya. Ini adalah ajakan untuk menjalani seluruh hidup kita, setiap momen hidup kita, dengan iman yang mendalam dan keteguhan iman. Orang benar akan hidup karena imannya 

'''Ilustrasi dikutip dari renungan bapak Ikhsan Bastian Ginting'''

Imanmu yang akan menyelamatkan kamu, orang benar akan hidup karena imannya. Hiduplah dengan imanmu!


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Minggu, 28 Juni 2020

Kasih Berkelanjutan

Lukas 10:27


Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri (Luk 10:27)

Sebagai individu yang beriman, tentu saja kita ingin memperoleh kebahagiaan mengecap prarasa hidup kekal. Dan jalan untuk itu ialah cinta kasih. Hidup dalam kasih itu indah. Jalan ini bukanlah jalan yang mudah. Jalan ini menuntut banyak usaha, seperti mengasihi. Mengasihi tidak hanya memberi materi, tetapi lebih pada pemberian diri: waktu, persahabatan, kemampuan, kemauan, keinginan, dan kehendak.
Kristus sendiri telah dengan sungguh dan tulus hati menyatakan kasih dalam hidup-Nya. Orang yang menjadikan kasih sebagai dasar bangunan hidupnya, sudah pasti ketika orang meniup seruling mereka akan menari dengan sukacita dan dalam Tuhan, ketika ada nyanyian kidung duka pasti ada tangisan harapan dalam Tuhan.

Cinta kasih menanggung beban tanpa merasakan beratnya dan mampu menjadikan segala yang pahit menjadi manis, segala beban menjadi sukacita. Siapa yang dapat  mencintai, maka dia akan berjalan cepat, bahkan terbang dengan bebas menuju kepada persatuan dengan Allah. Itu artinya dia bebas dan dia ada dalam sukacita.
Kerinduan akan Allah sudah terukir dalam hati manusia karena manusia diciptakan oleh Allah dan untuk Allah. Allah tidak henti-hentinya menarik kita kepada diri-Nya. Hanya dalam Allah manusia dapat menemukan kebenaran dan kebahagiaan yang dicarinya terus - menerus.

Mari kita berani melangkah di dalam jalan cinta kasih ini. Mengasihi Allah dan sesama, itulah kebahagiaan kita. Alangkah bahagianya bila satu sabda ini menjadi dasar seluruh kehidupan kita. Kita akan sungguh-sungguh hidup di dalam Allah dan membiarkan Allah hidup di dalam kita.
Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan. (Markus 12:33)

Mengasihi Allah dan sesama adalah kebahagiaan kita, karena Allah adalah kasih

- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Sabtu, 27 Juni 2020

Kasih Setia Tuhan



Mazmur 103:11

Mazmur 103:11 (TB)  tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; 


Pada saat ini kita menyadari dan merasakan dampak dari wabah COVID-19 secara langsung. Ketakutan dan penderitaan semakin nyata dimana-mana. Pengamatan ini kemudian berkembang menjadi pertanyaan,“ Menghadapi situasi seperti ini, tanggapan seperti apa yang iman Kristen berikan? Apa bedanya dengan reaksi dari dunia?” Manusia memang telah berjalan melalui berbagai zaman bersama Tuhan, tetapi manusia tidak menyadari bahwa Tuhan mengatur nasib segala hal dan semua makhluk hidup, tak pula memahami cara Tuhan menyelenggarakan dan mengarahkan segala sesuatu.

Ini adalah sesuatu yang gagal dipahami manusia sejak zaman dahulu kala sampai sekarang. Alasannya bukan karena cara-cara Tuhan terlalu sulit dipahami, atau karena rencana Tuhan masih belum diwujudkan, tetapi karena hati dan jiwa manusia terlalu jauh dari Tuhan. Yesus Kristus telah lebih dulu meratapi dan berempati dengan semua dosa dan penderitaan kita, bahkan mengalami sendiri segala penderitaan itu dan menanggungnya di atas kayu salib sampai mati, sehingga kita dapat bergerak keluar dari kecemasan kita serta melihat penderitaan dunia dengan lebih luas.

Pada saat-saat seperti ini kita dapat melihat keluar dari diri kita untuk menolong dan berempati dengan penderitaan orang lain, mengarahkan orang lain untuk melihat dan percaya kepada Kristus yang meratap bersama kita dan menanggung semua penderitaan itu untuk kita. Meskipun dalam keadaan sulit, belajarlah untuk mengucap syukur atas kasih setia Tuhan dan jangan pernah lupakan kebaikan Tuhan. 

Kasih setia Tuhan selalu menemani dalam setiap langkah kehidupan.


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Jumat, 26 Juni 2020

Mengasihi Berarti Mengenal Allah


1 Yohanes 4:8 (TB)

Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. 

Sebagai orang Kristen, kita telah memahami dan mengenal kasih. Allah telah terlebih dahulu memberikan kasihNya melalui Tuhan Yesus. Beberapa ayat dan juga perumpamaan dalam alkitab juga telah cukup jelas mengenai kasih. Namun, dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan kita masih terbilang minim. Misalnya saja saat seseorang dalam kesusahan, masih banyak dari kita berpikir panjang bahkan masih enggan menunjukkan kasih melalui pertolongan kita kepada mereka. 

Tuhan Yesus sungguh luar biasa dalam memberikan kasihNya pada kita. Dia bahkan mengajarkan bahwa musuh sekalipun harus kita kasihi bahkan doakan. Berbicara dengan kasih, ada sebuah ilustrasi yang menggambarkan kekuatan kasih. Suatu hari ada seorang ibu hamil yang sedang pergi ke pasar dengan menggandeng anaknya yang masih balita. Ditengah perjalanan ibu merasakan sakit yang luar biasa, kemungkinan dia akan segera melahirkan.

Tak lama kemudian orang-orang sudah mengerumuni ibu tersebut. Namun, tidak seorang pun berani menolong karena ibu tersebut memang mengalami pendarahan yang sangat banyak. Tiba-tiba ada seorang remaja muda mulai mendekati ibu dan memberikan pertolongan pertama. Sebenarnya dia bukanlah ahli medis, hanya saja dia merasa ada yang bisa dilakukan sebagai pertolongan pertama sebelum ambulance datang. Akhirnya, ibu dan anaknya pun bisa selamat setelah dilakukan operasi di sebuah rumah sakit.

Berdasarkan ilustrasi ini dapat kita lihat bahwa kasih itu tidak harus memiliki kemampuan tinggi melainkan dari ketulusan hati. Ingatlah ketika kita membuka hati untuk mengasihi sesama kita maka Tuhan melalui Roh Kudus akan memberikan kita hikmatNya. Dan yang terpenting adalah orang yang benar-benar mengenal Allah ialah yang mau dan bersedia mengasihi siapapun dalam hidupnya. Hendaklah kita saling mengasihi karena Tuhan Yesus telah terlebih dahulu mengasihi kita.


Pribadi yang mengenal Tuhan akan bersedia mengasihi siapapun dalam hidupnya


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Kamis, 25 Juni 2020

Kasih Perlu Pembuktian



Imamat 19:18 (TB)
“Janganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN.”

Sepertinya kita kurang memahami perintah untuk mengasihi. Kita mungkin mengakui iman kita kurang kuat, namun kita jarang mengakui kalau kita kurang mengasihi. Kita merasa sudah mengasihi orang lain, padahal kenyatannya belum. Mungkin kita peka terhadap penderitaan orang lain. Hati kita tersentuh oleh anak-anak yang disiksa saat membaca tentang hal itu di media sosial. Kita merasa gelisah di depan TV ataupun gadget saat melihat anak-anak kecil menangis kelaparan dan harus berjuang sendirian di pinggirjalan.


Namun jauh di dalam hati, kita tahu bahwa kepedulian yang sejati bukan sekadar perasaan, tetapi diwujudkan dalam tindakan. Kasih tanpa perbuatan adalah sia-sia, sama seperti bakat yang tidak ditunjukkan atau dikembangkan lewat cara-cara yang kreatif adalah kesia-siaan. Keduanya harus diekspresikan, jika tidak, keduanya tidak lebih baik daripada sebuah mitos. Karena kita tidak dapat melakukan semuanya, kita kerap kali tidak melakukan apa-apa. Jika kita ingin menjadi orang yang penuh kasih, janganlah mulai dengan menanggung kebutuhan seisi dunia. Mulailah dengan memperhatikan satu orang dan berkembanglah dari situ.


Kita tidak dapat melakukan semuanya, namun kita dapat melakukan sesuatu. Apa yang dapat kita lakukan, kita perlu lakukan. Hari ini, putuskanlah bahwa di dalam kuasa dan anugerah Allah, kita akan melakukannya. Kita harus menjadi berbeda dengan dunia,
Ketika dunia kurang peduli, kita harus menjadi sangat peduli.


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Rabu, 24 Juni 2020

Mengasihi Semua Orang

Mazmur 145:9

Mazmur 145:9 (TB)  TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.
Di dalam setiap kehidupan kita, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih. Artinya, setiap orang yang percaya kepada Kristus, harus memiliki kasih dalam hidupnya.

Hidup dalam kasih berarti harus membuang semua sifat kita yang cenderung egois, mementingkan diri sendiri, dan tidak memiliki kepedulian terhadap orang lain. Bukan hanya mengasihi orang yang mengasihi kita saja, tetapi juga mampu mengasihi orang yang telah menyakiti dan membenci kita. Maka, dalam keadaan apapun kita harus tetap mengasihi semua orang.


Kita bisa selalu bermurah hati dan saling memperhatikan karena Tuhan memenuhi semua kebutuhan kita dari segi materi, emosi, dan rohani. Ketika memberi, kita dapat mengungkapkan rasa syukur atas semua yang telah diberikan Allah kepada kita. Kita bahkan bisa memotivasi orang lain untuk memuji Tuhan dan rela memberi dari berkat yang telah diberikan Allah kepada mereka. Memberi dengan murah hati sebagai ungkapan kasih dan syukur yang melimpah dapat menunjukkan keyakinan kita akan pemeliharaan Allah atas seluruh umat-Nya. Ketika ada yang membutuhkan bantuan, kita dapat memuliakan Allah dengan rela menyediakan diri dan melakukan tindakan kasih bagi orang tersebut sesuai dengan dorongan dari Allah.


Dalam mazmur, belasan kali kita diingatkan bahwa kasih Allah tidak terbatas dan tidak pilih kasih. Lalu Perjanjian Baru menyingkapkan bahwa ungkapan teragung dari kasih itu ditemukan dalam diri Yesus Kristus: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16).

Sikap mengasihi menunjukan keyakinan kita akan pemeliharaan Allah atas seluruh umat-Nya


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Selasa, 23 Juni 2020

Kasih yang Mendamaikan


Kolose 3:13-14


Kolose 3:13-14 (TB)  Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita menemui saudara atau orang lain yang memiliki aneka ragam sifat. Ada yang ramah, dan lembut ada pula yang pendiam dan tidak banyak bicara. Dan ada pula yang bawel, cerewet dan mudah tersinggung dan mudah marah. Ada kalanya sifat-sifat itu datang dari lahir dan ada pula yang muncul karena lingkungan, atau karena masalah ekonomi, masalah keluarga. Dengan melihat orang lain lebih berhasil bisa muncul iri hati. Nah bagaimana kita menyikapi bila kita menemui yang sifat jelek itu muncul?

Rasul Paulus mengingatkan kepada kita untuk mengasihi, tidak dendam dan memiliki sikap sabar serta mengampuni sesama. Bila kita mendapat perlakuan yang menyakitkan jangan dibalas dengan dendam dan kebencian. Kita harus tetap mengasihi, dan yang terakhir nasihat Rasul Paulus mengajarkan agar kita mengenakan kasih untuk mengikat kesempurnaan dalam hidup. Orang yang penuh kasih akan mendapatkan kebahagiaan sejati didalam hidupnya.

Kasih terhadap sesama menjadikan hidup lebih damai dan berarti


- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Senin, 22 Juni 2020

Kasih Karunia


Efesus 2:4-5

Efesus 2:4-5 (TB)  Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita, oleh kasih karunia kamu diselamatkan.


Kasih karunia adalah pemberian Allah kepada manusia padahal manusia tidak pantas untuk menerimanya. Kasih karunia : Hadiah, anugerah, kemurahan hati, dan karunia”. Dalam Perjanjian Baru kata kasih karunia atau anugerah ini dihubungkan dengan keselamatan dari Allah bagi manusia. Anugerah dan belas kasihan adalah dua istilah yang memiliki arti berbeda.


Kasih Allah yang besar itu, dinyatakan dalam kemurahanNya melalui dua pemberian, yaitu kasih karunia dan rahmat. Tuhan Yesus telah  terlebih dahulu mengasihi kita setiap umatnya, sedangkan kita masih menyimpan kepahitan kepada sesama kita. Kasih itu mampu memaafkan, tidak memendam dan kasih itu sabar seorang akan yang lain. Bagaimana bisa kita mempelajari banyak hal tentang kasih jika kita masih tidak mampu melakukannya? 

Saya pernah mendengar satu kalimat yang membangun "love is the highest lesson" , kasih adalah pelajaran tertinggi. Satu kalimat itu yang saya ingat sampai sekarang ketika saya lupa cara mengasihi dan mengampuni sesama. Ya karena benar saja, seorang Kristen dikenal dengan seorang yang pengasih. Bagaimana bisa seorang pengasih mampu membenci dan menyimpan akar kepahitan dalam dirinya dan sesamanya? Kolose 3:14 (TB)  Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 

Hal yang dapat kita lakukan untuk menerima kasih karunia Allah itu dengan percaya kepada Yesus Kristus. Rasul Petrus dengan tegas mengatakan, “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.’”. (Kisah Para Rasul 4:12) 

Love is the highest lesson,  kasih adalah pelajaran tertinggi



- Kristiani Teknik Lingkungan ITERA -

Minggu, 21 Juni 2020

Bersyukur: Sebuah Hal Kecil yang Sangat Besar



Lukas 10:21-24.

 

Bersyukur merupakan hal yang sangat penting dalam hidup orang Kristen. Kita dinasihati agar mengucap syukur dalam segala hal sebab itulah yang Allah kehendaki (1Tes. 5:18). Dan di dalam ucapan syukur sudah selayaknya kita mempunyai alasan untuk bersyukur. Bersyukur tanpa alasan yang jelas adalah ucapan kosong di bibir. Melihat ketujuh puluh murid pulang dapat sukacita, Yesus bergembira dalam Roh dan bersyukur.

Dalam bacaan Injil kita mendengar Yesus bergembira dan mengucap syukur kepada Bapa-Nya: “Aku bersyukur kepada-mu, Bapa Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang orang kecil.” Rasa bahagia itu ditunjukkan dan di sampaikan oleh Yesus kepada para murid atas apa yang dilihat dan atas keajaiban-keajaiban yang mereka lihat yaitu kalahnya setan dan berkuasanya Kerajaan Allah. Doa syukur yang diucapkan oleh Yesus kepada Bapa, karena karya-karya agung Bapa telah berkenan menyatakan kepada orang-orang kecil dan lemah bahwa setan telah jatuh sehingga Kerajaan Allah hadir dan berkuasa di bumi. Yesus juga bersyukur atas kuasa yang diberikan oleh Bapa kepada-Nya dan relasi antara Yesus dan Allah Bapa.

Syukur dan ucapan terima kasih harus diaktualisasikan dalam kehidupan kita. Ucapan terima kasih kepada Allah mesti menjadi suatu aspek dalam kehidupan Kristiani. Yesus sendiri telah memberikan contoh kepada kita untuk selalu bersyukur dalam kehidupan. Syukur merupakan bentuk kerendahan hati manusia yang dikehendaki oleh Allah. Kalau kita mampu bersyukur maka kita bisa membangun relasi yang baik dengan Allah dan hidup kita akan menjadi indah dan penuh dengan kedamaian.

Bersyukur adalah satu sikap yang pertama-tama diajarkan kepada anak kecil dalam setiap keluarga. Sikap bersyukur merupakan suatu sikap dasar bagi hidup manusia. Walaupun sering kali sikap bersyukur dilupakan dalam kehidupan manusia. Namun, sikap bersyukur merupakan sebuah jalan menuju kebahagiaan. Mengapa? Karena bersyukur itu indah. Oleh karena itu ijinkan saya bertanya , sudahkah kamu mengucap syukur hari ini?


Bersyukur merupakan bentuk kerendahan hati manusia yang dikehendaki oleh Allah.


Sabtu, 20 Juni 2020

Bersyukur Dalam Berbagai Keadaan



Fillipi 4:6

 

Mudah untuk bersyukur atas segala sesuatu ketika kehidupan tampaknya sesuai dengan keinginan kita. Tetapi bagaimana dengan masa-masa ketika apa yang kita harapkan tampaknya jauh dari jangkauan? Banyak diantara kita akan menyerah, mengeluh, dan tertekan seandainya mengalami kesulitan dalam  perjalanan seperti itu.


Kita bisa mengucap syukur kepada Tuhan atas hal-hal sederhana, seperti: angin sepoi-sepoi, pepohonan, sinar matahari, kaki untuk berjalan, juga mata untuk melihat. Namun sayangnya kita juga dapat dengan mudah mengabaikan itu.

Semakin dimengerti kita akan menyadari bahwa melatih diri untuk menjalani kehidupan yang penuh rasa syukur adalah salah satu cara terbaik untuk menghilangkan kekhawatiran, ketakutan, dan kegelisahan. Rasa syukur bukanlah sekadar alat psikologis. Akan tetapi, rasa syukur adalah sebuah realitas spiritual yang dibahas oleh Rasul Paulus dalam Filipi 4:6: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”

 

Ketika kita bersyukur kepada Allah dalam keadaan apa pun, kita dapat mengalami kedamaian lembut di tengah-tengah kesengsaraan. Saat berduka, kita masih dapat bergembira dengan memuji Tuhan. Saat merasakan sakit, kita dapat bersukacita karena Pendamaian Kristus. Saat mengalami kesedihan yang mendalam, kita dapat memiliki penghiburan dan kedamaian akan kasih Tuhan.

 

Dengan bersyukur, kita mengikuti teladan Juruselamat terkasih kita, yang mengatakan, “Tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” (Lukas 22:42).

Rasa syukur sejati adalah ungkapan pengharapan dan kesaksian. Itu datang dari mengakui bahwa kita tidak selalu memahami cobaan-cobaan hidup tetapi percaya bahwa suatu hari nanti kita akan memahaminya. 


Bersyukur membuat kita merasakan kedamaian dan lembutnya kasih Tuhan.


Jumat, 19 Juni 2020

Bersyukurlah selalu dalam Tuhan



Efesus 5:20

 

   Suatu hari ada seorang kariawan yang baru saja pulang dari kantor memilih berjalan ke lapangan untuk sekedar menghirup udara segar. Dia merasa sangat kelelahan. Setelah beberapa menit berkeliling tanpa tujuan, dia memilih untuk duduk disalah satu bangku di pinggir lapangan. Kemudia, dia melihat seorang pria yang berpakaian bagus dan menggunakan kacamata hitam. Dalam hatinya berkata betapa enaknya lelaki itu. Dia bisa duduk santai dengan pakaian bagus. Padahal aku setiap harinya harus mandi keringat di kantor. Andai aku seperti dia, katanya.

   Tak lama kemudian, dia memalingkan pandangannya kea rah lain. Disana ada penjual mainan yang di kerumuni anak-anak. Dia pun berkata, enak sekali dia. Kerjaannya hanya duduk saja dan orang-orang datang membeli jualannya. Padahal aku harus mondar-mandir di kantor setiap saat untuk mengurus berbagai surat penting. Karena perasaan seperti itu dia memberanikan diri mendekati mereka. Pertama dia mendekati pria berkcamat hitam itu. Dia bertanya “bolehkah saya duduk disini”.” Maaf saya tidak tau bentuk bangku ini, jika memang memungkinkan silahkan Anda duduk”, katanya. Karyawan itu pun sadar bahwa lelaki didekatnya itu buta.

 Dia pun pergi mendekati si penjual mainan itu. Kebetulan sekali si penjual itu akan pulang. Dia pun berusaha berdiri dengan menggunakan tongkat di sampingnya. Ternyata si penjual itu kehilangan satu kaki. Sehingga dia harus berdiri dengan bantuan tongkat. Akhirnya si karyawan tersadar, ternyata dia lebih beruntung dari mereka. Hanya saja dia tidak mau bersyukur. Dan kedua orang yang dilihatnya itu mengajarkan bahwa kekurangan tidak menjadi penghambat kebahagiaan. Kuncinya adalah bersyukur dan jangan pernah membanding-bandingkan dirimu dengan orang lain. Bahkan Paulus juga menegaskan bahwa kita harus senantiasa bersyukur dengan apapun yang kita terima (efesus 5 :20). Dikatakan dalam segala hal dan bukan hanya waktu senang saja. Tuhan tau apa yang kita perlukan.Jadi, kurangi mengeluh dan perbanyak bersyukur agar bahagiamu semakin melimpah.

 

Bersyukurlah Selalu Agar Hidupmu Berkelimpahan Sukacita

Kamis, 18 Juni 2020

Bersyukur di Setiap Musim Kehidupan



1 Tesalonika 5:18 


"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." 

            Mungkin mudah bagi kita untuk mengucap syukur di waktu senang, namun apa jadinya jika kita dalam keadaaan yang menyedihkan? Tentu, kebanyakan dari kita akan sulit untuk melakukannya bahkan kadang menyalahkan Tuhan. Bukan perkara mudah mengucap syukur di tengah situasi yang tidak baik!  Ini adalah kenyataan!  Kita pun menjadi orang-orang Kristen yang bersyarat:  kalau sakit sudah disembuhkan, kalau ekonomi sudah dipulihkan, kalau sudah mendapatkan jodoh, kalau keadaan berjalan dengan baik dan diberkati barulah dari mulut kita keluar ucapan syukur dan puji-pujian bagi Tuhan. Jika kita seperti itu, berarti kita sama dengan orang-orang dunia!

            Rasul Paulus menasihati kita, terdapat kalimat  '...dalam segala hal'  berarti di segala situasi atau keadaan, sukacita atau dukacita, dalam kelimpahan atau kekurangan, ada masalah ataupun tidak, kita harus selalu mengucap syukur, karena inilah yang Tuhan kehendaki.  Pengalaman hidup bangsa Israel di masa lampau kiranya menjadi peringatan bagi semua orang percaya.  Meski hari lepas hari selama menempuh perjalanan di padang gurun mereka telah merasakan kebaikan Tuhan, mengalami pertolongan Tuhan secara ajaib, namun semuanya itu tidak membuat mereka berubah.  Yang keluar dari mulut mereka bukannya ucapan syukur melainkan ocehan, gerutuan, keluh kesah dan persungutan. Bahkan mereka selalu saja membanding-bandingkan keadaan saat masih berada di Mesir, padahal di sana mereka tak lebih hanyalah budak. 

            Apa yang dilakukan oleh bangsa Israel menunjukkan rasa ketidakpuasannya terhadap pemeliharaan Tuhan.  Apakah selama ini kita juga berlaku seperti bangsa Israel yang tidak pernah puas dengan berkat yang sudah Tuhan berikan, sehingga hari-hari yang kita jalani pun dipenuhi persungutan?


Sukacita Hidup Ada Dari Hati yang Selalu Bersyukur


Rabu, 17 Juni 2020

Merespon kebaikan Tuhan dengan bersyukur

Mazmur 118:29

“Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya”

Di satu waktu, terkadang kita bisa merasa terbebani oleh tugas yang belum kita selesaikan. Tanggung jawab di rumah dan di tempat kuliah seakan tiada habisnya, dan apa yang tidak selesai hari ini akan menumpuk di hari berikutnya. Bukan hanya itu saja, terkadang kita juga memiliki banyak sekali pergumulan dalam hati kita akan segala hal.  Namun, dalam perjalanan iman kita, adakalanya kita perlu berhenti sejenak untuk mensyukuri kesetiaan Allah dan tugas-tugas yang telah diselesaikan. 

Jadi apa yang harus kita lakukan saat menghadapi beragam kesulitan hidup yang tak terelakkan? Sebagai hamba Kristus, Rasul Paulus menasihati kita, “Dalam segala keadaan hendaklah kalian bersyukur” (1Tes. 5:18 bis). Hal itu mungkin terdengar sulit untuk dilakukan, tetapi Allah mempunyai maksud yang baik ketika menghendaki kita untuk memiliki sikap hati yang bersyukur. Sikap yang senantiasa mengucap syukur itu dilandaskan pada kebenaran bahwa Tuhan kita “baik” dan “untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm. 118:1). Tuhan selalu menyertai dan menguatkan kita di tengah masalah yang kita hadapi (Ibr. 13:5-6). Dengan penuh kasih, Tuhan memakai pencobaan yang kita alami untuk menumbuhkan karakter kita supaya makin serupa dengan-Nya (Rm. 5:3-4).

Ketika masa-masa sulit melanda hidup ini, pilihan untuk selalu mengucap syukur akan mengarahkan perhatian kita pada kebaikan Allah. Kita pun akan menerima kekuatan untuk bertahan di tengah pergumulan kita. Bersama sang pemazmur, kita dapat bernyanyi, “Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm. 118:29).

Bahkan di tengah pergumulan dan penderitaan, kita dapat mengalami damai sejahtera Allah dan mengizinkannya menguasai hati kita. Lewat damai sejahtera itu, kita akan diingatkan kembali kepada segala sesuatu yang telah diberikan kepada kita di dalam Kristus. Lewat hal itu, kita bisa benar-benar bersyukur.

Bersyukur mengarahkan kita untuk lebih fokus pada Kebaikan Tuhan.

Selasa, 16 Juni 2020

Kesetiaan dan Kasih Tuhan Membuat Hidup Berharga

Mazmur 139:13-14

(13)Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. (14)Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. 

Mazmur ditulis oleh beberapa orang. Yang terbanyak di antaranya, yaitu 73 mazmur, ditulis oleh Raja Daud. Penulis lainnya adalah Asaf (12 mazmur), putera-putera Korah (11 mazmur), Etan (Jedutun) (1 mazmur), Heman (1 mazmur), Musa (1 mazmur), dan Sulaiman (Salomo) (2 mazmur).Mazmur yang ditulis Raja Daud adalah hasil dari hubungannya dengan Allah yang sangat dekat.Ungkapan ungkapannya akan kuasa dan penyertaan Allah sangatlah luar biasa.

Pada ayat ini kita melihat bahwa Raja Daud mengungkapkan perasaannya kepada Allah.Raja Daud sangat bersyukur akan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupannya.Segala kejadian yang dialami Raja Daud merupakan wujud kasih Tuhan dalam hidupnya.Semua yang terjadi hanya oleh kasih karunia Tuhan.Dalam hidup,kita selalu bersentuhan dengan realita hidup.Kita berusaha mencari apa yang menyenangkan dan memuaskan diri sendiri.Kita tidak pernah bertanya apa yang diinginkan Tuhan dalam hidup kita.Mari belajar berpikir dengan jujur,kita diciptakan Tuhan dengan kejadian yang dahsyat.Ada tujuan dan rencana Tuhan yang besar.Tuhan tidak menciptakan segala sesuatu dengan sia-sia.Ketika kita merenungkan ini,pada akhirnya kita dapat mengerti rencana Allah.Mengerti bahwa perjalanan akhir di dunia ini adalah Keselamatan Kekal yang disediakan Allah.Kalau kita tidak mengerti kebenaran ini,maka hidup kita akan mudah disesatkan oleh dunia ini.Keselamatan yang kekal akan menjadi sia-sia.

Dalam hidup ini tidak boleh ada hal lain yang menguasai hati kita,selain seluruh hidup kita menyenangkanNya.Marilah kita sadar bahwa kesetiaan Tuhan sangatlah besar.Penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan menghargai hidup.Hidup kita sungguh sangat berharga di mata Tuhan.Dengan kekudusan hidup dan penyerahan diri,pada akhirnya kita dapat melihat Tuhan menikmati hidup kita.Selayaknya kita bersyukur karena Tuhan memelihara hidup kita.Ketika kita bersyukur,hidup terasa lebih berharga dan kita merasa aman dalam lindungan Tuhan.Tuhan membawa kita mendekat kepadaNya,sambutlah Tuhan dengan hati yang kasih!

Bersyukur berarti mencintai Tuhan dan menghargai hidup.

Senin, 15 Juni 2020

Syukur Kepada Tuhan

Mazmur 40:6 Banyaklah yang telah Kaulakukan, ya TUHAN, Allahku, perbuatan-Mu yang ajaib dan maksud-Mu untuk kami. Tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Engkau! Aku mau memberitakan dan mengatakannya, tetapi terlalu besar jumlahnya untuk dihitung. 


Bersyukur artinya mengungkapkan rasa terima kasih. Ungkapan syukur kita biasanya karena hal baik yang kita terima,  hal yang menyenangkan menurut kita. Hidup seringkali membuat kita khawatir, membuat luka, banyak masalah/persoalan, banyak tantangan, tetapi apakah itu yang membuat ungkapan syukur kita hilang?  Apakah hanya dengan berkat kita harus bersukacita? Apakah kita tidak mampu bersukacita atas kegagalan yang terjadi?  Sebagian orang akan terus berpegang pada prinsipnya,  tetapi tidak sedikit yang melupakan apa yang sudah dipercayainya. 
Hidup itu bukan selalu tentang berkat yang melimpah,  bukan tentang muzizat yang harus selalu terjadi. 

Hidup itu tentang ucapan syukur, syukur untuk setiap hal apapun yang kita miliki, hal apapun yang kita rasakan, hal apapun yang kita lihat. Syukur atas keluarga, syukur atas diri sendiri, syukur atas perkuliahan, syukur atas pelayanan, syukur atas pertemanan, syukur atas tantangan, syukur atas kegagalan, syukur atas kelemahan dan lain sebagainya. Hidup perlu kita untuk selalu bersyukur. Hidup itu tidak mudah, perlu perjuangan.

Menyadari bahwa Tuhan telah melakukan banyak perbuatan ajaib. Kesehatan,  pakaian, keluarga,  teman,  lingkungan, pergaulan, gereja dan lainnya itu seharusnya dapat menjadi salah satu dari syukur kita kepada Tuhan. Percayalah perbuatan Allah terhadap hidup kita dalam rancanganNya. 

Menyadari bahwa berkat yang diberikan selama ini tidak dapat dihitung. Mulailah bersyukur dari sekarang, hal kecil saja bisa jadi alasan kamu untuk bersyukur selalu. Kasih Tuhan kekal sepanjang hidupmu, Tuhan Yesus memberkati.

Syukur padaMu Tuhan karena perbuatan-Mu ajaib
Bersyukur artinya mengungkapkan rasa terima kasih. Ungkapan syukur kita biasanya karena hal baik yang kita terima,  hal yang menyenangkan menurut kita. Hidup seringkali membuat kita khawatir, membuat luka, banyak masalah/persoalan, banyak tantangan, tetapi apakah itu yang membuat ungkapan syukur kita hilang?  Apakah hanya dengan berkat kita harus bersukacita? Apakah kita tidak mampu bersukacita atas kegagalan yang terjadi?  Sebagian orang akan terus berpegang pada prinsipnya,  tetapi tidak sedikit yang melupakan apa yang sudah dipercayainya. 
Hidup itu bukan selalu tentang berkat yang melimpah,  bukan tentang muzizat yang harus selalu terjadi. 

Hidup itu tentang ucapan syukur, syukur untuk setiap hal apapun yang kita miliki, hal apapun yang kita rasakan, hal apapun yang kita lihat. Syukur atas keluarga, syukur atas diri sendiri, syukur atas perkuliahan, syukur atas pelayanan, syukur atas pertemanan, syukur atas tantangan, syukur atas kegagalan, syukur atas kelemahan dan lain sebagainya. Hidup perlu kita untuk selalu bersyukur. Hidup itu tidak mudah, perlu perjuangan.

Menyadari bahwa Tuhan telah melakukan banyak perbuatan ajaib. Kesehatan,  pakaian, keluarga,  teman,  lingkungan, pergaulan, gereja dan lainnya itu seharusnya dapat menjadi salah satu dari syukur kita kepada Tuhan. Percayalah perbuatan Allah terhadap hidup kita dalam rancanganNya. 

Menyadari bahwa berkat yang diberikan selama ini tidak dapat dihitung. Mulailah bersyukur dari sekarang, hal kecil saja bisa jadi alasan kamu untuk bersyukur selalu. Kasih Tuhan kekal sepanjang hidupmu, Tuhan Yesus memberkati.

Syukur padaMu Tuhan karena perbuatan-Mu ajaib

Minggu, 14 Juni 2020

Sukacita adalah Obat Penderitaan




1 Petrus 4:13


Setiap pribadi pasti pernah mengalami masa yang sulit dengan keadaan yang berbeda-beda. Keadaan sulit yang dialami setiap orang ditanggapi secara berbeda-beda. Mulai dari pribadi yang memilih untuk melarikan diri dan mencari tempat aman, pribadi yang memutuskan untuk mengompromikan kebenaran dan mengorbankan integritas mereka dan ada juga pribadi yang tetap bertahan, serta menjadi lebih baik melalui berbagai penderitaan yang dialami.

      Rasul Petrus memberi nasihat kepada setiap orang yang percaya atau pengikut Kristus untuk tidak menjadi malu jika ia menderita. Kata menderita yang dimaksudkan nats adalah menderita karena nama. Kristus. Karena mempertahankan iman percayanya kepada Kristus seseorang rela dikucilkan oleh keluarga, dijauhi oleh teman dan sahabat, dan diperlakukan tidak adil oleh sesama; itulah penderitaan.

      “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.” (ayat 14). Setiap penderitaan selalu mendatangkan dukacita, tetapi firman Tuhan memperingatkan agar kita jangan menderita karena dosa, melainkan karena kebenaran. Penderitaan memiliki tujuan yang baik, yaitu menguji kemurniaan iman kita. 

     Arti semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian iman kita yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api sehingga memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. Penderitaan yang disikapi secara tepat akan memuliakan Allah.

      Menderita bagi Allah sudah merupakan kemuliaan, karena Roh Allah yang mulia tinggal dengan kita.


Sabtu, 13 Juni 2020

Penawar Galau? Sukacita!

Roma 12:12

Keadaan yang memukul seluruh dunia seperti saat ini, banyak orang yang mempertanyakan keberadaan Tuhan. Tuhan berjanji Dia akan selalu beserta dengan kita. Lalu, mengapa Dia seakan-akan tidak melihat semua yang terjadi? Mengapa Dia seolah diam saja?

Dalam Habakuk pasal 1 dan 2, Habakuk mempertanyakan hal yang sama. Dia bertanya-tanya mengapa Allah seakan-akan diam dan tidak berbuat apa-apa dalam menghadapi kejahatan dan penindasan yang dilakukan oleh orang-orang Yehuda. Dia mengutarakan keluhannya kepada Tuhan dan memposisikan dirinya untuk mendengarkan suara Tuhan, dalam keraguan, imannya bahkan semakin bertumbuh. Pada akhirnya dalam pasal 3, kita dapat melihat Habakuk bersukacita serta memuji dan memuliakan Tuhan ketika dia menantikan Tuhan untuk menggenapi janji-Nya.

Dari Habakuk dapat kita pahami bahwa kekuatan Kristus dilepaskan ketika kita diam dan bersukacita dalam Dia. Saat kita bersukacita, kita akan disegarkan kembali, bahkan beban di masa-masa sulit akan diringankan. Dengan bersukacita kita juga bisa mengarahkan fokus kita dari kesulitan dan membawa kita kepada Yesus.

Keadaan di sekitar kita mungkin terlihat mencekam dan mengerikan, tetapi Tuhan memegang kendali penuh. Lutut kita mungkin terasa sakit karena kita terus berdoa dan seolah tak mendapat jawaban, tetapi Tuhan tetap mendengarkan dan bekerja untuk mendatangkan kebaikan (Roma 8:28)

Menjadikan Tuhan kekuatan artinya setelah kita melakukan bagian kita, kita percaya bahwa Tuhan pasti menolong pada waktunya.

 

Jumat, 12 Juni 2020

Taat Kepada Tuhan Menghasilkan Sukacita


Amsal 23 : 24-26

 

Dalam kitab Paulus muncul kata sukacita sebanayak 22 kali tepatnya di kitab Filipi dengan berbagai konteks. Sebagai manusia yang penuh dengan keinginan dan mimpi, kita sering menemukan banyak alasan untuk bersedih. Kadang kesedihan menutup hati kita untuk bersukacita. Padahal seharusnya sebagai orang Kristen kita mempunyai beribu alasan untuk tetap bersukacita.

Alasan paling kuat untuk kita tetap mampu bersukacita dalam setiap musim kehidupan kita adalah karena Tuhan. Kasih Tuhan, berkat Tuhan, dan juga penyertaan Tuhan. Dan yang paling utama adalah taat akan Tuhan. Ketika kita telah taat kepada Tuhan maka sukacita yang kekal akan kita miliki. Bukan berarti kita tidak akan mengalami kegagalan, musibah, ataupun kesulitan. Tetapi diatas semua itu kita mampu untuk berdiri tegar.

Saat mata kita tertuju pada Tuhan, kita akan menemukan kedamaian jiwa. Kunci sukacita dan kebahagiaan itu sendiri adalah selalu bersyukur. Ingatlah saat Tuhan menguji kita, berarti kita punya kesempatan untuk naik ke level iman yang lebih baik. Saat kita diperhadapkan dengan kesulitan, ingatlah bahwa Tuhan sedang menguji ketekunan kita. Saat yang kita dambakan sangat lama terwujud, Ingatlah Tuhan ingin mendengar suara doa kita lebih lama lagi. Dan saat kita diperhadapkan dengan dukacita, ingatlah Tuhan sedang mempersiapkan sukacita untuk kita.

Semuanya mampu kita jalani dalam Tuhan. Bahkan dalam kitab Amsal 23 : 24-26 ditekankan bagaimana orang tua kita, ayah dan ibu kita akan ikut bersikacita saat hati kita hanya tertuju kepada Tuhan saja. Jadi, marilah kita taat kepada Tuhan, tetap bersyukur, dan senantiasa berbagi kebahagiaan dan sukacita satu sama lain.

Kamis, 11 Juni 2020

Sukacita Membuat Perbedaan



Sukacita Membuat Perbedaan

Amsal 15:13

 

Amsal 15 : 13 “Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat.”

Suatu kali Billy mendapat hadiah undian berupa uang tunai sebesar Rp 100 jt. Ia pun segera pergi ke bank untuk mencairkannya dan mengecek apakah uang itu sudah masuk ke rekening. Benar saja, uang itu memang telah masuk ke rekeningnya. Dalam perjalanan kembali ke rumah, Joni yang membawa sepeda motor terus tersenyum bahagia.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba ban motornya bocor terkena paku. Biasanya jika mengalami hal ini, dia pasti akan bersungut-sungut, namun kali ini ia tetap bersukacita. Ia pun membawa motornya ke bengkel untuk diperbaiki.

Namun, setelah melanjutkan perjalanan, dia terpaksa harus terjebak macet parah di sebuah persimpangan jalan. Dia baru bisa melaluinya setelah 30 menit menunggu. Biasanya dia akan menggerutu, namun dia tetap saja bersukacita. Di sepanjang perjalanan, dia hanya memikirkan uangnya sehingga apapun yang dialami itu tidak mempengaruhi sukacitanya.

Demikian juga dengan kita, apapun yang kita hadapi dalam hidup ini, dan seberat apapun pergumulan yg mungkin kita hadapi sekarang, bila kita tetap bersukacita, maka hal itu akan membuat perbedaan. Kita akan tetap mampu melewatinya.

Lantas apa yg membuat kita bisa bersukacita?
Bersukacitalah karena kita tau Tuhan pasti pelihara kita, bersukacitalah karena kita tau Tuhan pasti lindungi dan tolong kita dalam segala pergumulan. Karena kita tau sebesar apapun masalah kita, kita punya Tuhan yang luar biasa. Kasih dan kebaikan Tuhanlah yang senantiasa membuat kita bersukacita. Bukankah itu semua lebih indah daripada apapun?

 

Sukacita yang dari Tuhan

tidak bisa dihilangkan oleh kondisi apapun

Rabu, 10 Juni 2020

Sukacita yang Mulia


1 Petrus 1:8

 

Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan. [1 Petrus 1:8]

 

Penderitaan di dunia adalah bukti kehidupan nyata, ada banyak hal yang akan dihadapi, berbagai pergumulan, penderitaan dan juga sukacita. Namun, yang perlu digaris bawahi “Keselamatan adalah anugerah kasih Allah yang harus direspon orang percaya dalam hidupnya”. Oleh karena Roh Kuduslah, berita Injil dapat disebarluaskan, dan oleh karena Roh Kudus maka tiap-tiap orang memberi diri dan menerima keselamatan. Keselamatan disebut anugerah, karena semua terjadi atas inisiatif Allah, Ia yang merancangkan dan merencanakan. Keselamatan dari Allah dianugerahkan melalui Anak-Nya yang tunggal dengan cara penderitaan, kematian, kebangkitan dan kemuliaan-Nya untuk mematahkan ikatan kuasa dosa dan maut.

Berita tentang penyelamatan Allah atas dunia merupakan berita yang menakjubkan. Kasih Allah adalah dasar keselamatan tersebut, dan Roh Kudus yang diutus membawa berita itu, baik dimasa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Bagi Allah, manusia sangat berharga, Ia ingin berita tersebut terus disampaikan kepada dunia sehingga banyak orang mengalami kasih-Nya yang besar.

Terkadang kita harus melewati masa-masa yang sangat sulit dan berat. Namun, apa pun kehilangan yang kita alami, apa pun keinginan kita yang kandas, kita dapat tetap bersukacita dalam hubungan kita dengan Allah yang Maha Pengasih. Bahkan ketika kita merasa tidak memiliki apa-apa lagi, Dia tidak pernah membiarkan atau meninggalkan kita (Ibr. 13:5). Tuhan yang memberi kegembiraan dan sukacita kepada orang yang bersedih dan berkabung adalah alasan utama kita untuk bersukacita.

 

Tuhan, bagaimana pun keadaanku tolong aku selalu bersukacita di dalam-Mu.

Selasa, 09 Juni 2020

Dasar Sukacita Yang Benar

(Amsal 24 :17-18)

 

Semua tentu pernah bersukacita akan sesuatu. Sukacita yang dialami setiap orang tentu berbeda beda. Misalnya seseorang bersukacita didalam dosa,contohnya sukacita dalam mengonsumsi narkoba, pestapora, dan kebebasan dunia. Contoh lain bersukacita ketika meraih suatu keberhasilan. Seseorang bersukacita karena menjuarai perlombaan atau mendapat kenaikan jabatan.

Semua contoh diatas merupakan sukacita yang diperoleh dari diri sendiri dan bersifat sementara. Namun ada sukacita yang berasal dari Tuhan Yesus. Ini adalah sukacita yang mengalir dari hati dan menguatkan diri. Meski ada tantangan, sukacita dari Tuhan selalu mengalir dan meluap-luap memulihkan dan mengubahkan keadaan. Hanya dekat dengan Tuhan kita dapat merasakan sukacita yang mempengaruhi kehidupan.

Dari nats Alkitab diatas, kita diajarkan Tuhan agar jangan bersukacita di atas penderitaan orang lain.Sukacita yang benar selalu menjadi kesaksian bagi orang lain,bukan penderitaan. Kita perlu tahu esensi sukacita yang sejati yang diberi Tuhan. Dasar sukacita yang diberi Tuhan adalah bahwa kita dikasihi-Nya dan diterima apa adanya. Ketika kita sering minder bahwa kita tidak layak dan terpojokkan,selalu ingat bahwa Tuhan mengasihi kita dan menerima kita apa adanya. Tuhan Yesus terlebih besar dari segalanya dan itu akan menguatkan kita.Selanjutnya,dasar sukacita yang diberi Tuhan adalah bahwa Yesus turut bekerja didalam kehidupan kita dan menyediakan segala sesuatu yang lebih baik. Sukacita yang benar menjadi pondasi kuat bagi kita dalam menjalani kehidupan tanpa rasa khawatir. Sukacita karena Tuhan inilah yang memberikan sebentuk kekuatan tertentu yang memampukan kita bertahan bahkan keluar sebagai pemenang ditengah kesulitan apapun.

 

 

Sukacita yang benar dan kekal hanya ada di satu pribadi,yaitu Yesus Kristus.

Senin, 08 Juni 2020

Konsisten Bersukacita

Habakuk 3:17-18

Habakuk 3:17-18 (TB)  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.

 

Sukacita menurut KBBI: suka hati,  girang hati. Terkadang alasan sukacita kita harus berdasar sesuatu yang kita punya atau sesuatu yang kita inginkan. Sampai kita lupa bagaimana harus bersukacita dalam kekecewaan atau ketidakpunyaan akan hal yang kita inginkan. Bagaimana aku dapat bersukacita Tuhan? Berat rasanya untuk mengucap syukur disaat keadaan benar-benar mengecewakan

 

Dalam nats ini,  kita diingatkan untuk selalu bersorak-sorai, bersukacita dan berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberi kebaikan-Nya untuk hidup kita yang jauh lebih baik kedepan. Pemikiran kita lah yang seringkali menunjukan kekurangpercayaan kita dengan Tuhan. Khawatir akan masa depan,  khawatir akan apa yang terjadi esok ,  khawatir dijauhkan banyak orang karena hidup benar dan banyak kekhawatiran lainnya yang mendominasi pikiran dan batin. Khawatir boleh jika porsinya tepat, kalau berlebihan melewati porsi percayanya kamu sama Tuhan,  itu yang akan jadi masalah.

 

Sukacita yang utuh dan terus menerus berasal dari Tuhan saja,  manusia dan keadaan akan mengecewakan ketika ketergantungan kita hanya terfokus ke satu hal yang fana. Tuhan akan memberi kita segala yang kita butuhkan,  jika ketergantungan kita selalu kepada Dia yang memberi sukacita dan kedamaian dihati,  amin.

Tuhan Yesus Memberkati

Minggu, 07 Juni 2020

Dengar, Percaya, Kekal

Yohanes 5 : 24

 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. [Yohanes 5:24]

Pandemi Covid – 19 ini membuat kita khawatir dan takut akan kesehatan kita. Tak hanya itu, kegiatan sehari-hari kita pun harus ditinggalkan demi mengatasi melonjaknya angka positif Covid – 19 ini. Tetapi, alangkah baiknya jika segala keresahan itu kita ubah dengan harapan, ya harapan kepada Allah untuk pandemi Covid – 19 ini. Allah yang menciptakan kita sehingga Ia mengetahui segala sesuatu tentang kita. Allah juga memahami ketakutan kita akan kematian, Ia selalu menghibur kita dan memberi jaminan kepada kita bahwa Allah selalu mengasihi kita.

Allah sendiri janji bahwa kita akan hidup bersama-Nya sepanjang masa. Untuk itulah Allah telah mengutus anak-Nya, Yesus, kedalam dunia untuk menebus dosa kita. Jika kita mengakui dosa-dosa kita, meminta pengampunan Allah, dan mempercayai kuasa-Nya untuk memberi kita hidup kekal melalui Yesus, kita tidak perlu lagi takut menghadapi akibat dari penyakit dan kematian. Kita juga tidak perlu lagi khawatir atas ketidaksanggupan kita mengontrol hidup ini, karena kita tahu bahwa Allah yang memegang kendali terhadap hidup kita sepenuhnya.

Saat kita merasa takut dan cemas, Yesus akan memberi kita rasa aman dan damai. Pada saat kita sakit dan lemah mental fisik, Yesus memberi kita kekuatan mental dan emosional. Kita semua dapat sakit kapan saja, dapat lemah kapan saja, tetapi bila kita percaya dan berharap kepada-Nya maka kita akan mendapatkan kedamaian dan peneguhan hati untuk mengatasi segala ketakutan kita akan hal yang kita duga dan tidak kita duga.

Maka, marilah kita tetap bertekun hati untuk mendengar dan menjadi percaya kepada-Nya dan juga kepada kehidupan yang kekal sebab kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang karena Kerajaan Allah meninggalkan rumahnya, isterinya atau saudaranya, orang tuanya atau anak-anaknya, akan menerima kembali lipat ganda pada masa ini juga, dan pada zaman yang akan datang ia akan menerima hidup yang kekal. ” [Yohanes 18: 29 – 30].

Marilah kita tetap bertekun hati untuk mendengar dan menjadi percaya kepada Tuhan



Sabtu, 06 Juni 2020

Fondasi Pengharapan

Ibrani 11:1-6

 

Orang yang hidupnya bahagia merasa waktu berlalu dengan begitu cepat, tapi orang yang sedang menderita merasa waktu adalah penyiksa yang kejam. Tatkala kita mampu melampaui siksaan waktu, barulah kita menikmati substansi kekekalan.

Allah menganugerahkan pengharapan kepada kita, maka orang Kristen yang hidupnya dekat dengan Allah waktu menaikkan puji-puji lupa akan berlalunya waktu, karena dia sedang menikmati kekekalan. Seorang yang berpengharapan tidak dibelenggu oleh kenyataan hidup masa sekarang, karena dia mampu melihat dua realita: adanya masa kini dan adanya otoritas kekekalan. Orang yang hanya mengutamakan realita masa kini adalah penganut materilisme, tapi orang yang mampu memandang akan adanya otoritas kekekalan adalah orang yang berpengharapan.

Alkitab mengatakan bahwa “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani 11:1). Fondasi dari kepercayaan dan keyakinan itu adalah Allah sendiri. Allah setia memenuhi janji-janji-Nya kepada semua yang percaya dan datang kepada-Nya melalui Yesus Kristus.

Pengharapan berasal dari iman kita kepada kesetiaan Tuhan. Dengan kata lain, kesetiaan Tuhan adalah dasar dari pengharapan kita, dan janji Allah yang didasarkan atas kesetiaan-Nya adalah jaminan bagi pengharapan kita. Karena iman kita menang atas dunia ini, karena pengharapan kita dimampukan untuk mengarahkan pandangan kita pada dunia yang lain. Maka setelah kita beriman, kita segera masuk pada tahap pengharapan. Yang kita harapkan bukanlah dunia ini, karena dunia sementara adanya, sedangkan yang kita harapkan adalah surga, kehidupan abadi setiap orang percaya.

 

Iman menghasilkan pengharapan dan pengharapan membawa kita mengarah pada kekekalan.




BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?

 [KRISTIANI TEKNIK LINGKUANGAN ITERA] [SABTU, 20 MEI 2023] BERKAT APA SAJAKA YANG KITA TERIMA SEBAGAI ANAK ALLAH?